CERDAS BANGSAKU! Bung Karno, Presiden RI pertama, nyatakn, “Negara Kesatuan ialah Negara Kebangsaan.” (TUBAPI, hal. 422). BANGSA INA pondasi NKRI. MPR, Lemb Bangsa, itu Lemb Tertinggi Negara, melakukan sepenuhny kedaulatan rakyat! NKRI HRS KEMBALI KE PANCASILA&UUD ’45 18/08/1945. https://t.co/4f9GwWaLnO
— Agus Kodri (@AgusKodri2) June 25, 2021
"Ratusan triliun yang digunakan dalam membiayai proses demokrasi kita sangat mahal. Padahal jika sistem pemilihan dapat dikembalikan kepada MPR tentu akan lebih membuat efisiensi keuangan." https://t.co/ObhQkBCnWD
— kumparan (@kumparan) June 25, 2021
Tidak ada produk hukum yang mengesahkan UUD 10 Agustus 2002 (UUD'45 palsu) dan tidak ada produk hukum yang batalkan UUD 18 Agustus 1945 (UUD'45 asli)
— dokterzul@zulkifli (@dokterzul) June 26, 2021
Terjadi dualisme konstitusi di Indonesia selama 19 tahun, wajar kalau terjadi kerancuan berbangsa dan bernegara#TolakUUD45Palsu
LA NYALA: PRABOWO SUDAH TIDAK ADA PENDUKUNG https://t.co/VK90Od2aTr via warkoplnm
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) June 26, 2021
Refly: Ambang Batas Dipertahankan, Pilpres Dikuasai Cukong https://t.co/GjmvvfMa25 (analisa menarik ) oleh bung : @ReflyHZ
— Abubakar Assegaf (@abubakarsegaf) June 25, 2021
Hendrajit: Probabilitas & KausalitasAmin Rais: Demokrasi Saat Ini Terjadi Gejala Democratic Backsliding https://t.co/UcjRTk2mNZ via @PrilHuseno
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) June 26, 2021
[11:56 AM, 6/26/2021] Hendrajit: Manusia itu biasanya males mengundang probabilitas, sehingga hidupya flat flat saja. Karena dipikirnya hidup itu linear dan flat flat saja. Sehingga lebih memberhalakan kausalitas (sebab dan akibat) ketimbang probabilitas yang membuka berbagai kemungkinan baru.
Alexander fleming nemu penisilin justru pas iseng2 bersihin rak buku. Bukan pas bertekun di laboratorium yang justru kegiatan rutinnya sehari-hari. Ketika jenuh dengan rutinitas dalam penelitian dan eksperiman di laboratorium tapi nggak ada hasil yang wow, maka dia putuskan dua hari menjauh dari rutinitas.
Maka, dia putuskan untuk bersih2 rak bukunya yang berantakan dan berdebu. Saat itulah dia menemukan sebuah enzim, yang mengingatkan pada pengalaman buruk bahwa gegara enzim ini peercobaan dia terdahulu gagal total. Karena terbunuh oleh enzim ini.
Namun, kilasan intuitif atau flash of insight seorang Fleming tiba-tiba menyala. Lho, sebentar-sebentar, jangan2 justru ini yang selama ini saya teliti tapi nggak nemu2. Inilah zat yang bisa membunuh kuman2 penyakit. Kelak, penisilin jadi bahan untuk membuat obat anti-biotika.
Apa terus secara kausalitas fleming nemu penislin disebabkan bersihin rak buku? Hehee. Bukan. Keputusan Fleming membersihkan rak bukunya, itulah namanya probabilitas.
Maka ketika dua hari kemudian Fleming kembali ke rutinitas kerja laboratoriumnya, dia kembali bekerja dengan sebuah sudut pandang baru dan kerangka pemikiran baru. Maka lewat penelitian dan temuan dia, penisilin sekarang kita kenal dengan obat anti-biotika.
Probabilitas Fleming, melahirkan hubungan kausalitas atau sebab-akibat
[11:57 AM, 6/26/2021] Hendrajit: Tulisanku ini mungkin bisa menginspirasi teman2, agar dalam gerakan memperjuangkan kembalinya UUD 1945, menggunakan probabilias ala Alexander Fleming. Soalnya saya lihat gerakannya kayak jalan di tempat dan asyik sendiri. Akhirnya cenderung linear seperti gerak garis lurus. Lebih ke kausalitas ketimbang probibilitas
[12:08 PM, 6/26/2021] Bagus Taruno: Linier vs non-linier
Kausalitas vs imajinasi
Exact (kepastian) vs probabilitas (kemungkinan)
Analisis vs sintesis
Divide vs integrasi
[12:16 PM, 6/26/2021] Laode Abd Gani: Kalau kita gunakan approachnya Axander Fleming, masalah bangsa negara ini akan selesai bahkan udah selesai bung Bagus Taruno Legowo. Ini kendala umum kita hari ini bung mmng itu cara pikir dan bertindak.Tapi masalahnya bukan semua kita tdk tau approach Axander Fleming tetapi akibat tdk ada rambu hukum yg bisa melindungi cara Fleming. Termasuk bung Taruna Legowo dan group group lain adalah pihak pihak yg tau the Fleming approach tsb.The death of experth adalah kuncinya. Mati dan dimatikan karena ruang gerak inovasi tanpa perlindungan hukum adalah stop dininya suatu ide. Vacxin nusantara hari masih ngos ngosan hidup mati karena political Will aspect hukum.Mhn maaf bila sy salah memahami bung Taruno .
[12:18 PM, 6/26/2021] Laode Abd Gani: Menyelesaikan masalah tdk harus selalu pendekatan linear.
[12:45 PM, 6/26/2021] Bagus Taruno: Iya. Anda dan mas Hendrajit, benar, bung Gani.
Di bangsa kita ini di saat jni kurang menghargai sebuah karya, dalam bentuk apapun, apalagi yg bernuansa inovatif. Padahal jika merunut sejarah tradisi dan kultur bangsa ini bangsa ini dimasa Lalu sesungguhnya sangat kaya dg karya² original yg sangat² inovatif.
Entah mengapa dan bagaimana bangsa ini saat ini miskin inovasi dan kurang menghargai inovasi. Jika ada info² inovasi karya anak bangsa belum² sudah dicibir, tanpa diberi ruang untuk mendengar atau menyimak karya² itu dan menilai seberapa inovatif karyanya.
Banyak sekali simbol² inovasi bangsa ini dimasa lalu diadop dan justru bisa dikembangkan oleh bangsa lain ketimbang oleh bangsa sendiri.
Harus ada ikhtiar menumbuhkan budaya inovasi dan menghargai karya² inovasi (dalam bentuk apapun), menguji dan kemudian menilainya. Jika bagus dan manfaat, tdk ada salahnya jika dikembangkan dan di fasilitasi.
[12:49 PM, 6/26/2021] Bagus Taruno: Panca Sila, UUD 1945, Negara Kepulauan yg bermuara pd UNCLOS yg melahirkan ZEE adalah karya² inovatif terakhir bangsa ini yg bernilai besar dan diakui dunia, sebelum kemudian mengalami decline.
Sebenarnya masih banyak inovasi² yg bernilai lainnya, hanya saja negara tdk merasa itu penting dan dijadikan inspirasi untuk anak bangsa yg lain agar jg menumbuhkan jiwa² inovasi dalam dirinya.
MENGINGATKAN KEMBALI!
— Agus Kodri (@AgusKodri2) June 25, 2021
Sabda Rasululloh ๏ทบ “...Apabila orang2 berpengetahuan tlh punah, maka masyarakatnya akan mengangkat orang2 bodoh menjadi pemimpin yg akan dijadikan tempat bertanya. Orang2 bodoh ini akan berfatwa tanpa ilmu; mreka itu sesat d menyesatkan.” (SHAHIH BUKHARI)
Dan hamba memohon kepada-MU YA ALLOH, “berikanlah kepada hamba kesempatan untuk dapat menyaksikan laknat dan azab-MU yg pedih menimpa mereka yg telah berlaku zalim dan berbuat tidak adil terhadap Habib Rizieq Syihab baik di dunia maupun di akhirat nanti.” Aamiin Ya Mujibassa’ilin
— Agus Kodri (@AgusKodri2) June 26, 2021
*Share terus... Sebanyak banyaknya.. Insyaa ALLAH DIQOBUL* ๐คฒ๐ป๐คฒ๐ป pic.twitter.com/LL9gABLVFH
— MOSLEM (@SaveMoslem1) June 24, 2021
Agus Kodri @AgusKodri2: AYO GELORAKAN KEMBALI KE PANCASILA&UUD ‘45 YG DISAHKAN 18 AGUSTUS 1945 SCRA MURNI&KONSEKUEN! https://t.co/1k6Bm4QgbO pic.twitter.com/I6Yu3nWYnJ
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) June 24, 2021
Agus Kodri @AgusKodri2: Oligarki kekuasaan akan tumbang di Indonesia bila “Lumbung” (sbg satu Ukuran di dalam Dimensi Pancasila) dibangun secara sistemik di seluruh wilayah NKRI.https://t.co/bZKAYtb4cF pic.twitter.com/xrcTm6UnIg
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) June 22, 2021
Agus Kodri @AgusKodri2: INDONESIA BUTUH PEMIMPIN YG LUAR BIASA, BKN YG BIASA! https://t.co/l7Zu9CjKlL
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) June 20, 2021
Vonis HRS Cermin Ketidakadilan, Pengamat: Semakin Dizalimi, Pengaruhnya Akan Semakin Besarhttps://t.co/BtxRvPdRmi
— GELORA NEWS (@geloraco) June 25, 2021
Dari Dalam Tahanan, HRS: Kawal Terus Kasus Pembunuhan KM 50 Dan Munarmanhttps://t.co/zBg7cSmWXe
— MOSLEM (@SaveMoslem1) June 26, 2021
*Masya Allah Imam Besar kita, tak hanya memikirkan kasusnya tapi juga kasus saudara-saudara kita yang didzalimi..*
Thread by @WidyoLita: COVID itu NYATA, boss! - utas - 1). Pd akhirnya covid menyambangi kami. Saya, pak suami, si mbak, & si adek cowok. Full team. Paket komplit. Utas ini sy tulis di hari ke-6 karantina....… https://t.co/7XpPHrvFET
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) June 26, 2021
Mohon yang isoman di rumah untuk tetap berkoordinasi dengan dokter/klinik/RS/PKM terdekat. pic.twitter.com/toIWIJU0ER
— Andi Khomeini Takdir (@AndiKhomeini) June 26, 2021
Ahli Epidemiologi UI: Vaksin yang Kita Pakai Bukan Terbaik di Duniahttps://t.co/aiSoXFOiZh
— GELORA NEWS (@geloraco) June 26, 2021
Kasus Covid-19 Terus Pecah Rekor, WHO Sarankan RI Segera Lockdown https://t.co/XzlQvxLMJ9
— Law Justice News (@lawjusticeco) June 26, 2021
Sebagian besar rumah sakit Covid-19 over kapasitas. Epidemiolog menyebutkan rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya sudah kolaps. https://t.co/jUwjuIKBpO #KoranTempo
— Koran Tempo (@korantempo) June 25, 2021
Sukses antri 3,5 jam di Bumame Simatupang buat swab test PCR istri. Dari jam 5.20 sd 8.45 malem. Antrian panjang sekali.
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) June 26, 2021
Daftar, fasilitas, jalur antri sudah ๐.
Tapi tadi petugas swab hanya ada 2. Ndak tahu gimana manajemennya. Kan buang banyak waktu dan bensin. ๐๐ค pic.twitter.com/09sZWoGQHm
Studi: Wabah Virus Corona Pernah Terjadi di Zaman Purba Selama 20.000 Tahun https://t.co/Yl4GBuhKOe via Bagus Taruno Legowo
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) June 26, 2021
Odds kematian pd yg BELUM divaksinasi diperkirakan 5 kali lebih tinggi dibandingkan pd nakes yang SUDAH divaksinasi. Bukti bahwa vaksinasi bermanfaat, kita harus pastikan semua nakes sudah divaksinasi lengkap. Kewaspadaan yg tinggi & APD yg memadai tekan risiko terinfeksi nakes. pic.twitter.com/i9awdgW6Dd
— Juru Wabah ๐ฎ๐ฉ (@drpriono1) June 26, 2021
Varian Delta lebih ganas dalam soal penularan. https://t.co/ynXiOBS1h0
— HARIS RUSLY MOTI (@motizenchannel) June 26, 2021
Saya bisa sepakat jika Covid ini sengaja dibuat
— dr Eva Sri Diana Chaniago (@__Sridiana_3va) June 26, 2021
Tp saya nda sepakat bahwa Covid ini tdk ada
Jadi buat yg masih nda percaya,silahkan saja
Bukan urusan saya
Tapi awas jangan misuh-misuh di TL saya
Kalo nda suka yuk kita kopi darat
Ikut saya lihat fakta or gelut kita ๐๐ป#EmosiGue
*Mengapa ada krisis coronavirus ?*
— MOSLEM (@SaveMoslem1) June 26, 2021
"Ini kegagalan pasar yang sangat besar. Ini kembali ke *esensi pasar yang diperburuk oleh intensifikasi neoliberal biadab* dari masalah sosial-ekonomi yang mendalam," tegas *Noam Chomsky*...https://t.co/CgVHNem5bI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar