Selasa, 05 Januari 2021

Jusuf Mahdi: Apakah Kebajikan, Kebaikan dan Kebenaran Akan Muncul Saat Masih Ada Pandemi?

[3:24 PM, 1/4/2021]
Ir Jusuf Mahdi, MM: 🇮🇩❤️ APAKAH KEBAJIKAN, KEBAIKAN DAN KEBENARAN AKAN MUNCUL SAAT MASIH ADA PANDEMI?? 🌹❤️🇮🇩

Ir. Jusuf Mahdi, MM.

Saat ini orang masih banyak focus ke pandemi dan sulit untuk berkegiatan, terutama dalam mencari nafkah. Sulit juga untuk menyalurkan pemikiran karena terbatasnya ruang kebersamaan untuk saling berbagi pendapat dsb.

Di sisi lain korupsi, penyelewengan dana penanggulangan bencana dll marak dilakukan para petinggi negara.

Tapi kita harus tetap eksis bergiat dan berkarya walau hanya berupa langkah  kecil atau sedikit, yang  akan menyebar bagai air yang mengalir (Lir Handoyo Paseban Jati, alirkan hidup ini seperti air yang mengalir dari gunung ke muara laut, untuk berproses kembali menjadi awan dan hujan yang kembali jatuh di pegunungan. Air yang mengalir gemericik tapi bisa menjadi air bah yang menghanyutkan segalanya.)

Demikian juga dengan kebathilan dan kemungkaran, suatu ketika akan tersapu oleh air bah bila aliran air yang kecil tidak dapat memberikan kesadaran sehingga perlu disapu bersih melalui air bah yang deras dan besar.

Rakyat adalah pemilik negeri dan negara sebagai rumah bangsa, sedangkan pemerintah adalah pemegang amanah rakyat untuk melaksanakan kegiatan berkehidupan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat dan rakyat yang berkeadilan, berkemanusiaan dan berketuhanan dalam jalan yang lurus.

Ketatanegaraan dan ketatapemerintahan  sebagai sistem manajemen harus mampu memberikan hasil karya nyata yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat banyak. Rakyat ingin perwujudan dari arti kemerdekaan, negeri yang adil makmur, aman tentram kerta raharja, gemah ripah loh jinawi, baldatun toyyibatun warrobbun ghafur.

Tentunya untuk berubah diperlukan niat, tekad, kemauan dan semangat yang kuat disertai keyakinan kepada Allah SWT dan  keberanian untuk menghadapi tantangan yang pasti datang, apalagi di era globalisasi yang penuh persaingan.

Bangsa Indonesia memiliki ragam suku, budaya, adat istiadat, kepercayaan / agama yang berbeda-beda,  tapi satu dalam kebersamaan menapaki kehidupan yang dikemas dalam Sasanti Bhinneka Tunggal Ika. Inilah suatu rakhmat Allah bagi bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya.

Demikian pula Allah menganugerahkan pusaka alam Pancasila sebagai falsafah bangsa yang merupakan kepribadian, budaya dan jati diri bangsa yang menjadi dasar berkenegraan, way of life bangsa, yang ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai legal formal, legal hukum, legal konstitusional yang bersifat tetap tidak berubah sepanjang waktu.

Secara substantif dunia, negara lain mengakui nilai luhur dari Pancasila, tetapi karena prinsip dasar yang dianut berbeda, dimana negara blok Barat berkiblat kepada kapitalisme, liberalisme yang tidak bisa menerima sila 4 dan 5. Sedangkan blok Timur yang berkiblat kepada komunisme tidak dapat menerima sila 1.

Namun inti sari dari Pancasila telah dipelajari dan diterapkan oleh berbagai bangsa dan negara di dunia. Sedangkan kita sendiri abai dalam mengaplikasikan dan mengimlementasikan Pancasila dalam berkehidupan.

Saya kira perlu dilakukan perubahan secara cepat dan radikal pada sistem kehidupan berbangsa dan bernegara untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Apakah kita akan tetap menjadi warga dunia kelas teri dan menjadi perahan bangsa lain?? Allah tidak akan  merubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak merubahnya sendiri.

Mari kita menjadi bangsa yang cerdas dalam menyikapi kehidupan.

❤️🌹🌹🌹❤️❤️❤️
jm,vssmatc,sby, 04012020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

101 Tahun ITB dan Tokoh Tionghoa yang Terlupakan

101 Tahun ITB dan Tokoh Tionghoa yang Terlupakan https://t.co/uiGUXUaTOg pic.twitter.com/qxFePwV8ZQ — KoranDNM (@Koran_DNM) June 27, 2021 ...