🇮🇩❤️ PEMBINAAN WATAK DAN KARAKTER BANGSA (NATION CHARACTER BUILDING)
ADALAH IMPLEMENTASI DARI REVOLUSI AKHLAK. 🌹🇮🇩
Ir Jusuf Mahdi, MM.
Sebuah pertanyaan yang dilontarkan masyarakat awam adalah mengapa ada
penggunaan kata Revolusi?? Pengertian orang awam bahwa revolusi di itu
adalah perusabahan yang harus terjadi secara cepat, bersifat radikal
menyeluruh, harus dilakukan tanpa menunda waktu.
Di saat lalu revolusi lebih berkonotasi kepada hal yang terkait phisik,
seperti halnya revolusi industri, revolusi kemerdekaan dlsb.
Padahal di era lalu juga telah terjadi revolusi pemikiran yang membuat
ilmu, pengetahuan dan teknologi berkembang pesat yang berakibat merubah
pola hidup manusia.
Perubahan pola hidup akan menambah kebutuhan dan keperluan manusia
untuk berkegiatan. Maka tersedianya dana hidup menjadi faktor primer
dimana untuk memenuhi kebutuhan hidup itu manusia bekerja keras, yang
kadang menempuh segala cara termasuk cara yang tidak halal untuk
mendapatkan keinginannya. Ditambah dengan rasa yang tidak kenal puas,
tidak merasa cukup dengan yang ada, nafsu untuk hidup mewah, dll
membawa manusia ke arah jalan yang salah.
Maka dari keadaan diatas faktor moralitas dan mentalitas, watak dan
karakter manusia jatuh ke titik terendah, melupakan rasa kemanusiaan,
keberadaban serta kebersamaan yang didasari ketulusan.
Inilah yang saat ini dialami bangsa Indonesia, dimana para pemimpin
tidak lagi amanah kepada kepercayaan yang diberikan rakyat kepadanya.
Dan selama 75 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia dan 75 tahun
berdirinya NKRI cita-cita dan tujuan kemerdekaan yang sangat jelas
dirumuskan pada Pembukaan (Preambule) UUD 1945 belum dapat diwujudkan,
kesejahteraan lahir bathin belum dapat diraih, sedangkan pengelolaan
manajemen ketatapemerintahan dan ketatanegaraan menjadi amburadul tak
punya arah yang jelas.
Dengan hancurnya nilai watak dan karakter bangsa, yang melingkupi
pejabat di hampir semua lembaga pemerintahan dari pusat sampai daerah,
korupsi, suap, jual beli jabatan dan suara menjadi wabah kronis,
sehingga sulit mewujudkan sistem clean government and good governance
yang merupakan keutamaan untuk meraih keberhasilan hidup dan
berkehidupan.
Sedaat lagi kita menuju Tahun Emas Kemerdekaan Bangsa pada 2045. Tanpa
terasa pula tongkat estafet kepemimpinan akan dan harus diserahkan
kepada anak, cucu, cicit penerus generasi bangsa. Tentunya kita harus
mewariskan sesuatu yang berharga dan bernilai luhur kepada mereka.
Maka tepatlah jika saat ini untuk melakukan revolusi akhlak yang tidak
boleh ditunda-tunda sebab perkembangan situasi dan kondisi terus
bergulir cepat dimana Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan serta
persaingan semakin ketat. Dengan makin langkanya sumber energi berbahan
SDA, maka dibutuhkan SDM yang berkualitas dan berkemampuan, berwatak
dan berkarakter bersih dan jujur untuk menjalankan roda pemerintahan
dan roda kehidupan yang menyangkut hajad hidup orang banyak / bangsa.
Waktu berputar cepat, kita tidak bisa lagi menunggu dan menunda-nunda
aksi yang nyata yang dibutuhkan untuk generasi penerus kita.
Untuk itu harus dipersiapkan software dan hardware yang implemtatif
mudah dicerna bangsa di berbagai tingkatan dan strata pemikiran
diantara generasi bangsa
Dalam perjalanan waktu berkehidupan maka manusia akan memetik hikmah
belajar dari pengalaman hidupnya yang akan menempanya menjadi manusia
yang tangguh menghadapi tantangan yang harus dihadapinya.
Dari pengalaman tersebut maka manusia akan menentukan suatu pedoman
hidup yang harus teguh dipegangnya, dimana secara rokhaniah
dan spiritual adalah melaksanakan ketentuan Sang Maha Pemberi Hidup,
yang di agama Islam disebutkan sebagai : "Berpegang Teguh Kepada Tali
Allah."
Ketentuan Allah tersebut adalah agar manusia senantiasa beriman dan
bertaqwa kepada Allah, menegakkan kebajikan, kebaikan dan kebenaran,
berkasih sayang diantara sesama manusia, menuju manusia yang
berderaiad, berharkat dan bermartabat mulia sesuai amanah Allah Swt,
penciptanya.
Dalam siklus kehidupan dapat digambarkan sebagai berikut :
Allah Swt --> Manusia --> Akal, pikiran, hati nurani /
kalbu --> Rasa --> Estetika --> Etika -->
Budaya --> Peradaban --> Falsafah --> Ideologi
--> Dasar berkehidupan, berbangsa, bernegara --> Vision,
mission, objective, goals, programs.
Secara umum bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara adalah ibarat kapal
yang akan berlayar menuju sebuah tujuan dimana untuk menuju kesana
dibutuhkan sebuah arah yang jelas, track perjalanan yang pasti, haluan
yang harus pasti dipertahankan, agar sampai dengan aman dan sentosa di
pelabuhan yang damai tempat untuk berlabuh.
Perjalanan bangsa Indonesia tidak terlepas dari ketentuan diatas dan
dengan Rakhmat, Ridho dan Barokah Allah Swt maka para founding fathers
telah berhasil merumuskannya dalam sebuah komitmen dalam Pembukaan
(Preambule) UUD 1945, yang meliputi tatanan berkehidupan sebagai
manusia yang meliputi kegiatan lahir dan bathin.
Dari Pembukaan (Preambule) UUD 1945 itu sudah jelas dirumuskan tentang
falsafah berbangsa dan bernegara, dasar negara yang kokoh untuk
membangun rumah kebangsaan dan ideologi yang menjadi haluan untuk
mengisi kemerdekaan dan meraih cita-cita dan tujuan kemerdekaan demi
masa depan anak cucu cicit penerus dan pewaris kemerdekaan.
Dari hal diatas maka falsafah bangsa telah sangat gamblang dijelaskan
pada alinea 1 sampai 3, sedangkan haluan, dasar dan ideologi berbangsa
dan bernegara juga sangat jelas dirumuskan dalam alinea 4.
Dengan menggunakan kecerdasan berpikir realistis, logik,
komprehensif dan dengan analisis yang baik maka kita dapat memilah apa
yang akan kita lakukan ke depan. Apa yang dijelaskan pada Batang Tubuh
UUD 1945 sudah menjelaskan tentang Dasar Negara (bab XI, pasal 29, ayat
1), sedangkan Pancasila adalah sebagai pedoman hidup (way of life) bagi
setiap bangsa dan warga negara Indonesia.
Kita tidak perlu lagi membahas, membuat rumusan baru dll, dimana ada
konotasi adanya kepentingan tertentu yang dapat memecah belah bangsa,
melemahkan persatuan dan kesatuan, semangat dan kebanggaan diri sebagai
bangsa, mengerdilkan kedaulatan dan wibawa sebagai bangsa dan negara,
melemahkan Ketahanan Nasional di berbagai aspek dan bidang kehidupan,
sehingga kita tidak bisa mandiri dan berkemampuan dalam memberdayakan
potensi bangsa dan negara.
Watak dan karakter bangsa yang harus dibentuk sejak dini dalam Nation
Character Building dengan melalui proses pranata laku Panca Wasiat
(SADAR, KARYA, MARGA, BAKTI, BASUKI) sebagai implementasi
nilai-nilai luhur Pancasila, akan menghasilkan SDM yang memiliki jati
diri BERSIH, JUJUR, AMANAH yang berjiwa Patriot, Ksatria,
Bhayangkari yang tulus ikhlas berdharmabhakti bagi nusa,
bangsa, negara, sesama dan alam semesta.
Dengan hal di atas kita tegas berkomitmen bahwa :
🇮🇩 Kapitalisme, liberalisme, komunisme, dll tidak sesuai bagi bangsa
Indonesia.
🇮🇩 Demokrasi Indonesia adalah demokrasi kerakyatan yang diwujudkan
dalam permusyawaratan / perwakilan, bukan berdasar pada one man, one
vote.
🇮🇩 Pemerintah adalah pemegang dan pelaksana amanah rakyat untuk
menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara yang kebijakan dan
keputusannya harus bertanggung jawab kepada rakyat.
Kepentingan rakyat adalah segalanya dengan tujuan utamanya adalah
sejahtera lahir dan batin, kehidupan yang aman, tenteram, adil, makmur,
kerta raharja, gemah ripah loh jinawi, baldatun toyyibatun warrobbun
ghafuur.
Mari berkarya nyata demi masa depan anak cucu generasi penerus yang
kita kasihi, sayangi dan cintai, dengan mewariskan sesuatu yang
bernanfaat bagi masa depan mereka. Semoga Allah SWT mengabulkan doa dan
pinta kita. Aamiin ya rabbal alamiin.
🇮🇩🌹❤️🇮🇩🌹❤️🇮🇩
VSSMATC, Surabaya, 12112020.
#JASMERAH Ingat & waspada amanat & komitmen Bapak Bangsa: Sumpah Pemuda, Pancasila, Proklamasi, Preambule, UUD45 asli. Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil & Makmur. Terangkat harkat & martabat rakyat & bangsa Indonesia sejajar bangsa2 lain. Pancasila Mercu Suar Dunia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
101 Tahun ITB dan Tokoh Tionghoa yang Terlupakan
101 Tahun ITB dan Tokoh Tionghoa yang Terlupakan https://t.co/uiGUXUaTOg pic.twitter.com/qxFePwV8ZQ — KoranDNM (@Koran_DNM) June 27, 2021 ...
-
Jika mengacu UU tersebut, maka: 1. Pem abai dlm mncegah masuknya pnyakit (psl 1-1) 2. Pem mmilih opsi PSBB utk mncegah faktor rsiko pnybar...
-
[1:09 PM, 6/1/2021] Agus Maksum: Tepatkah Menggugat Penetapan 1 Juni Sebagai HARI LAHIR PANCASILA? Pierre Suteki A. Pengantar Hingga sek...
-
101 Tahun ITB dan Tokoh Tionghoa yang Terlupakan https://t.co/uiGUXUaTOg pic.twitter.com/qxFePwV8ZQ — KoranDNM (@Koran_DNM) June 27, 2021 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar