Kamis, 25 Maret 2021

Jusuf Mahdi: Peran Generasi Milenial Dalam Upaya Memberdayakan Potensi Industri Masyarakat

[11:23 PM, 3/24/2021]
Ir Jusuf Mahdi, MM: 🇮🇩❤️ PERAN GENERASI MILENIAL DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN POTENSI INDUSTRI  MASYARAKAT 🌹🇮🇩

Ir. Jusuf Mahdi, MM

Menuju 100 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia dan  berdirinya NKRI pada 2045 mendatang maka tongkat kepemimpinan telah diestafetkan ke generasi berikutnya yaitu generasi penerus kita, anak, cucu dan cicit kita, yang dikenal sebagai Generasi Milenial.

Dominasi ilmu pengetahuan dan teknologi akan mewarnai pola pikir, pola sikap dan pola tindak mereka untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan kemerdekaan yang telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, menuju masyarakat adil, makmur, sejahtera lahir dan batin

Generasi yang menghendaki perubahan yang lebih baik bagi kehidupannya, menata kehidupan dengan berpedoman kepada nilai luhur yang terkandung pada UUD 1945 dengan watak dan karakter SDM yang bersih, jujur dan amanah, dalam tatanan negara yang clean government and good governance

Mereka harus memiliki Visionary Strategical Grand Design untuk membawa NKRI menjadi negara yang baldatun toyyibatun warriobbun ghafur

Eksistensi suatu bangsa ditentukan oleh Kemampuan Ketahanan Nasionalnya yang diimplementasikan dalam bentuk Kekuatan Nasional sebagai prioritasi pemberdayaan potensi aspek dan bidang kehidupan. Industri sebagai langkah pemberdayaan akan mengutamakan bidang pangan dan papan, ekonomi kerakyatan,  kesehatan dan pendidikan dll yang dikemas dalam tatanan sentuhan ilpengtek yang mutakhir.

Janganlah kita terpaku bahwa industri hanya dalam arti dan skala sempit sebab pengertian industri yang sebenarnya adalah penggunaan sarana dan prasarana untuk memberdayakan potensi yang ada, mulai dari hulu sampai ke hilir secara sinergis, terintegrated, mandiri, berkemampuan dan berkualitas

Saya mencoba menjawab pertanyaan teman-teman tentang : Ketuhanan yang berkebudayaan, yang ramai dipopulerkan oleh PDIP dan sekutunya, yang dapat membiaskan pemikiran para generasi penerus bangsa

Untuk itu mari kita lihat dari berikut ini.

Menyikapi  wacana tersebut saya  mencermati melalui pendalaman alur pikir siklus hidup dan kehidupan manusia sbb:

Allah SWT --> Manusia --> Akal, pikiran, hati nurani, kalbu --> Rasa --> Estetika --> Etika --> Budaya --> Peradaban-->   watak dan karakter  --> moralitas dan mentalitas --> Falsafah --> Ideologi --> Dasar berkehidupan, berbangsa, bernegara --> Vision, mission, objectives, goals, programs.

Dengan pola alur pikir diatas  jelas bahwa nilai Ketuhanan itu mendasari proses siklus hidup dan kehidupan manusia, bangsa yang memiliki kekhasan sesuai tempat berkehidupannya.

Jadi tidak benar adanya pemikiran Ketuhanan yang berkebudayaan, tetapi yang benar adalah Kebudayaan yang berketuhanan, dimana memenuhi norma kebajikan, kebaikan dan kebenaran yang bersumber kepada nilai ilahiah.

Contoh : Budaya sex bebas, LGBT, pernikahan sejenis dll adalah budaya yang tidak berketuhanan karena menyalahi hukum mutlak  Allah Swt.

Pembukaan (Pteambule) UUD 1945 telah mengandung segala hal yang bisa dicermati dengan pola alur pikir diatas, tinggal kecerdasan yang komprehensiflah yang dapat menyerap dan memahami serta mengimplementasikan dalam realita kehidupan.

Silahkan dikupas, in shaa Allah anda akan terkejud tentang betapa arif dan bijaknya para founding fathers mempersiapkan masa depan generasi penerus bangsa.

Jadi sudah tidak perlu lagi Pancasila sebagai warisan para founding father, alim ulama, tokoh bangsa dipermasalahkan macam-macam.

Berdayakan  potensi yang ada dengan industri   berteknologi  tepat guna yang dapat menjadi kekuatan internal, lokal, regional,nasional dan global sehingga bangsa sanggup menghadapi tantangan masa depan

🇮🇩🇮🇩❤️❤️🌹🌹🇮🇩🇮🇩
jm,vssmatc,25032021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

101 Tahun ITB dan Tokoh Tionghoa yang Terlupakan

101 Tahun ITB dan Tokoh Tionghoa yang Terlupakan https://t.co/uiGUXUaTOg pic.twitter.com/qxFePwV8ZQ — KoranDNM (@Koran_DNM) June 27, 2021 ...