[11:31 AM, 7/30/2021] Ir Jusuf Mahdi, MM: .🇮🇩❤️ PEMBUKAAN UUD 1945
SENDI UTAMA KEHIDUPAN INTERNAL DAN UNIVERSAL BANGSA ❤️🌹🇮🇩
Ir. Jusuf Mahdi, MM.
Allah SWT menciptakan makhluk manusia yang diturunkan ke muka bumi
untuk hidup dan berkehidupan sebagai pemimpin, wakil Allah yang
mengemban amanah untuk menegakkan kemuliaan sebagai sebagian
dari tanda kekuasaan Allah SWT Yang Maha Penentu segalanya
Untuk menjalani hidup dan kehidupan maka manusia sebagai makhluk sosial
yang kemudian bermutasi menjadi bangsa harus memiliki pedoman baku
sebagai wawasan yang berorientasi ke masa depan Pedoman
tersebut bagi bangsa Indonesia adalah Pembukaan (Preambule) UUD 1945
yang melingkupi dimensi internal dan
universal, spiritual dan ragawi yang lengkap dan terarah..
Dalam alinea pertama tersurat dan tersirat bahwa : "Sesungguhnya
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa" yang berarti .bahwa arti,
makna, inti dan esensi kata MERDEKA dan KEMERDEKAAN itu harus
benar-benar dipahami.
MERDEKA yang berarti tidak terjajah secara lahir dan batin, memiliki
kebebasan berolah rasa, jiwa, cipta dan raga untuk meraih kemuliaan
diri sebagai makhluk Allah SWT.
KEMERDEKAAN yang berarti memiliki harkat, martabat, derajad sebagai
diri yang sama dengan manusia / bangsa yang lain dalam persaudaraan,
saling peduli dan menolong dalam kebajikan, kebaikan dan kebenaran
dalam mengharap ridho dan barokah Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan
senantiasa didasari oleh peri kemanusiaan dan peri keadilan..
Dari pemahaman alinea pertama ini disadari bahwa kehidupan itu penuh
tantangan yang harus dihadapi dengan perjuangan / survival yang
didasari oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
yang akan membawa kepada kebahagiaan hidup yang diharapkan,
dicita-citakan, menjadi tujuan sebagai manusia yang merdeka seutuhnya
dalam tatanan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Semua hal di atas tidak akan terwujud bila tidak atas berkat
Rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, sebab Dia lah segala penentu kehidupan
manusia dan alam semesta.
Wawasan atau Visionary Strategical Grand Design bangsa sudah jelas
dirumuskan dalam isi alinea ke empat dengan Pancasila sebagai way of
life bangsa.
Dalam implementasi dari inti hal diatas, ada beberapa hal yang bisa
dicermati secara cerdas, logik dan komprehensif yang berlaku internal
dan universal, yaitu :
💧 COMMUNITY DEVELOPMENT, membangun jalinan kemitraan. Saat ini
dilakukan Turki / Erdogan kepada negara-negara Afrika yang terpuruk
dalam krisis ekonomi, bencana alam dll a.l Somalia, dsb dengan melunasi
hutang negara tersebut kepada IMF dari dana Turki yang dipinjamkan
kepada IMF
Dari sini Community Development, membangun komunitas sebagai
persaudaraan antara sesama manusia diwujudkan secara tulus dan ikhlas.
💧 HARVESTY AND FORESTY DEVELOPMENT, membangun pemberdayaan
potensi pertanian, perkebunan, perikanan dll yang juga
dilakukan Turki ke negara-negara Afrika agar bisa berkemampuan dan
mandiri untuk dapat mengatasi masalah.
Apakah kita bisa menerapkan hal diatas untuk kita sendiri sehingga
Ketahanan Nasional kita menjadi berkemampuan, berkualitas dan mandiri??
Harus selalu diingat bahwa kesejahteraan rakyat dapat dicapai bila
faktor pendidikan dan kesehatan dapat menjadi keutamaan pemberdayaan
nasional. Dengan hal ini maka akan dapat diberdayakan ketahanan
ekonomi, pangan, industri dlsb sebagai Kekuatan Nasional yang
berkemampuan, berkualitas dan mandiri sehingga bangsa mampu menghadapi
tantangan jaman.
Marilah kita di era ini menjadi pahlawan di bidang pembangunan jiwa dan
raga, watak dan karakter, moralitas dan mentalitas, akhlaqul karimah,
jati diri yang bersih, jujur dan amanah, dalam tatanan clean government
and good governance. Inilah arti dari mengisi halaman dan
rumah kebangsaan yang sebenarnya
Selamat mengenang para founding fathers yang telah tulus dan ikhlas
berjuang demi kehormatan bangsa dan negara
❤️🇮🇩🌹🌹🌹🇮🇩❤️
jm,vssmatc,sby,09112020
[12:23 PM, 7/30/2021] Bagus Taruno: Membahas Pembukaan (preambule) UUD
1945 sebaiknya dibahas bersama² dg Teks Proklamasi, karena keduanya
adalah loroloroning atynggal, dua yg tdk terpisah.
Satu tanpa lainnya tidak ada gunanya. Ibarat sayap burung, Indonesia
tdk akan bisa terbang tinggi tanpa 2 sayap itu, yakni Teks Proklamasi
dan Preambule.
Tanpa kedua dokumen tersebut dalam atunggal, Indonesia akan timpang,
dan pemahaman selanjutnya pasti akan salah.
Adalah sebuah realitas, bahwa karena memang dimungkinkan oleh SISTIM KEPOLITIKAN sehingga banyak diantara para POLITISI, baik yang di LEGISLATIF, YUDIKATIF mau pun EKSEKUTIF, keberadaannya hanya lah sekadar merupakan bagian dari KEPENTINGAN ... pic.twitter.com/ZCd2Uw5HeE
“When unscientific messages go viral, I dial up at least three COVID doctors and confirm all the facts,” she says. She then types out messages, makes videos, and forwards newspaper clippings. This ..save many lives. https://t.co/yiffd1nHcx
"Ketika pesan tidak ilmiah menjadi viral, saya menghubungi setidaknya
tiga dokter COVID dan mengkonfirmasi semua fakta," katanya. Dia
kemudian mengetik pesan, membuat video, dan meneruskan kliping koran.
Ini ..menyelamatkan banyak nyawa.
Bharti Kamble memasang status WhatsApp pada kisaran suhu tubuh manusia.
PEKERJA KESEHATAN INDIA MENGHILANGKAN KESALAHAN INFORMASI DI WHATSAPP
Tulang punggung sistem perawatan kesehatan pedesaan India sekarang
ditugaskan untuk mengalahkan mitos COVID-19, satu pesan pada satu waktu
Oleh Sanket Jain 17 Jun 2021, 9:00 EDT
Bharti Kamble sedang mencari pesan palsu terkait COVID-19. Sore hari,
dia dengan hati-hati membaca lebih dari 500 pesan dari delapan grup
WhatsApp. Saat dia menyelesaikan pencariannya, dia merasa lega. “Selama
30 hari sekarang, saya tidak menemukan satu pun informasi yang salah
saat WhatsApp meneruskan,” katanya. Tapi setelah satu tahun dihabiskan
untuk memerangi informasi yang salah, Kamble tetap waspada. “Masih
terlalu dini untuk menyatakan kemenangan,” katanya.
Kamble adalah aktivis kesehatan sosial terakreditasi (pekerja ASHA),
prajurit kaki sistem perawatan kesehatan pedesaan India. Ketika dia
mulai bekerja sebagai ASHA, dia tidak pernah berpikir dia akan
memeriksa ratusan pesan setiap minggu. Dipilih di bawah Misi Kesehatan
Nasional India, pekerja ASHA adalah wanita yang merawat sekitar 1.000
orang di desa mereka. Mereka ditugaskan dengan setidaknya 50 tanggung
jawab, beberapa di antaranya termasuk menyediakan obat-obatan untuk
penyakit umum seperti batuk atau demam, memelihara lebih dari 73
catatan kesehatan masyarakat yang berbeda, konseling tentang kesiapan
kelahiran, memastikan perawatan sebelum dan sesudah melahirkan,
mengatur imunisasi, menyediakan kontrasepsi, dan lebih banyak.
Kamble adalah pekerja ASHA untuk 701 orang yang tinggal di desa
terpencil Bolakewadi di negara bagian Maharashtra, India Barat. Dalam
beberapa hal, mereka beruntung selama pandemi — desa tersebut belum
melaporkan satu pun kasus COVID. Sungguh menakjubkan karena lebih dari
50 persen penduduk desa secara teratur bermigrasi 285 mil ke utara ke
ibu kota keuangan India, Mumbai, sebuah kota yang menjadi hotspot COVID.
Ada banyak desa terpencil tanpa konektivitas internet. Pekerja ASHA
Mandakini Kodak dan Rekha Dorugade melakukan perjalanan sejauh enam mil
untuk mencapai desa terpencil — membuat orang sadar akan upaya
vaksinasi.
Mulai Maret 2020, hampir 1 juta pekerja ASHA di 600.000 desa di India
ditugaskan untuk menangani transmisi komunitas virus corona. Mereka
mensurvei populasi mereka untuk menemukan dugaan kasus COVID, memantau
tingkat oksigen dan suhu pasien setiap hari, melacak kontrak,
memastikan pasien menyelesaikan masa karantina mereka, dan membantu
mereka mendapatkan perawatan medis.
Tugas mereka yang menakutkan diperumit oleh informasi yang salah, yang
menyebar seperti api di platform media sosial. Saat melakukan survei
pada Maret 2021, Kamble menemukan seorang wanita berusia 80-an dengan
demam tinggi dan kelelahan. "Kenapa kamu tidak mengambil tablet
parasetamol dariku?" tanya Kamble. Wanita tua itu menjawab, “Bagaimana
jika Anda akan memberikan nama saya kepada [penyelia] senior Anda,
meminta saya untuk dikarantina? Saya mendengar bahwa puasa dan berdoa
kepada Tuhan meredakan demam.” Itu adalah hari ketiga puasanya. Tanpa
penundaan, Kamble memberinya paket Oral Rehydration Solution (ORS) dan
tablet parasetamol. “Dalam empat hari, dia merasa lebih baik,” kata
Kamble, tetapi tugasnya masih jauh dari selesai. Kamble mulai
menyelidiki dan menemukan bahwa "puasa menyembuhkan COVID" adalah pesan
informasi yang salah yang diteruskan beberapa kali dalam bahasa daerah
Marathi di grup WhatsApp desa.
Kamble, yang merupakan bagian dari lebih dari delapan kelompok
tersebut, segera mengirim pesan bahwa puasa bukanlah obat untuk
COVID-19. Dia menjelaskan ilmu di balik diet yang tepat dan pentingnya
obat-obatan modern. Dia ingin memastikan bahwa tidak ada orang lain
yang mencoba menghilangkan demam. “Kami tidak mendapatkan pelatihan
untuk menghilangkan informasi yang salah. Kami belajar di tempat kerja
dan dengan interaksi dari orang-orang, ”katanya. Dia mungkin tidak
memiliki pelatihan formal, tetapi Kamble telah banyak berlatih selama
setahun terakhir.
Mandakini Kodak membuat catatan tentang misinformasi yang tersebar di
masyarakat.
Selama pandemi COVID-19, India telah dites positif untuk pseudosains
dan informasi yang salah, yang menyebabkan lonjakan kasus. India
melaporkan lebih dari 29 juta kasus, dengan lebih dari 353.000 orang
meninggal akibat virus tersebut pada 9 Juni 2021, dengan para ahli
menyatakan bahwa angka ini tetap sangat kecil. Beberapa pemimpin Partai
Bharatiya Janata sayap kanan terpilih telah vokal tentang minum urin
sapi untuk mencegah COVID, dengan beberapa bahkan membuat video tentang
hal itu.
Tahun lalu, para pemimpinnya mengadakan acara minum gaumutra (air seni
sapi). Kamble menemukan beberapa pesan seperti itu. “Apa yang kamu
katakan tentang hal seperti itu? Bahkan banyak orang yang mencobanya.”
Dia mulai mencari pesan ilmiah dari dokter dan mulai mengirim pesan
tentang perawatan COVID yang benar-benar berhasil. *“Jika Anda secara
langsung melawan informasi yang salah dengan mengatakan itu salah, maka
orang-orang tidak mendengarkan dan mulai memprovokasi Anda,” jelasnya.
Sebaliknya, penawarnya adalah menyebarkan informasi ilmiah dengan cara
yang paling mudah. Akhirnya, katanya, orang-orang menyadari bahwa urin
sapi bukanlah obat untuk COVID.*
Kamble bukan satu-satunya pekerja ASHA yang menggunakan WhatsApp untuk
mengekang informasi yang salah. Netradipa Patil, seorang ASHA dan
pemimpin lebih dari 3.000 ASHA dari wilayah Shirol Kolhapur, menemukan
bahwa setiap anggota keluarga di wilayah surveinya yang terdiri dari
1.000 orang memiliki setidaknya satu smartphone. “Ketika kami
membagikan pamflet kesadaran COVID, orang-orang membuangnya. Saat
itulah saya memutuskan untuk bertindak dengan cerdas.” Ketika dia
melihat berita palsu dan informasi yang salah, dia membuat grup
WhatsApp hyperlocal dengan lebih dari 200 anggota. "Ketika pesan tidak
ilmiah menjadi viral, saya menghubungi setidaknya tiga dokter COVID dan
mengkonfirmasi semua fakta," katanya. Dia kemudian mengetik pesan,
membuat video, dan meneruskan kliping koran. Ini telah menghabiskan
banyak waktunya tetapi telah membantu menyelamatkan banyak nyawa. “Pada
gelombang kedua COVID (Maret hingga Juni 2021), daerah saya melaporkan
kurang dari 10 kasus dan tidak ada kematian,” katanya bangga.
Sebaliknya, distrik Kolhapur secara keseluruhan melaporkan tingkat
kematian kasus sebesar 3,5 persen pada Mei 2021 — salah satu yang
tertinggi di India.
Tahun lalu, Netradipa Patil membentuk grup WhatsApp hyperlocal di mana
ia secara konsisten membagikan informasi ilmiah terverifikasi terkait
COVID-19 dan pengobatannya.
Pada Juni 2020, Patil telah memobilisasi ASHA lain untuk membentuk
kelompok serupa. Selain memerangi informasi yang salah melalui
WhatsApp, mereka juga berupaya untuk menghilangkan informasi yang salah
selama survei komunitas mereka sehingga mereka dapat menjangkau
orang-orang tanpa akses internet.
Situasi menjadi lebih mendesak musim semi ini. Mulai 1 Maret 2021,
India memulai upaya vaksinasi untuk warga di atas usia 60 tahun. ASHA
akan membuat daftar warga tersebut dan menyerahkannya kepada otoritas
sipil setempat — tetapi bahkan mengumpulkan nama menjadi perjuangan
yang berat. “Warga senior terus memberi tahu saya bahwa vaksinasi COVID
seperti keracunan lambat. 'Dalam waktu enam bulan setelah ditusuk, kami
akan mati,'" kata Patil. Informasi yang salah bahwa “populasi India
telah meningkat pesat dan Pemerintah menggunakan vaksin untuk
menguranginya” menyebar dengan cepat. “Kedengarannya lucu, tetapi butuh
dua bulan pengiriman pesan dan kunjungan dari rumah ke rumah untuk
meyakinkan lebih dari 90 persen orang untuk divaksinasi,” kenangnya.
Patil juga membagikan fotonya saat ditusuk dan berkata, "Saya telah
meminum kedua dosis itu, dan saya masih hidup."
Bahkan setelah orang divaksinasi, pekerjaan ASHA tidak berakhir. Di
desa Pernoli Kolhapur dengan 2.265 penduduk, dua orang meninggal dalam
beberapa hari setelah vaksinasi. Ini adalah skenario mimpi buruk bagi
pekerja ASHA Mandakini Kodak dan Rekha Dorugade. Tiba-tiba, semua orang
di desa mereka menolak vaksinasi. Mereka menyelidiki kematian ini dan
menemukan bahwa kedua orang tersebut menderita asma dan positif COVID -
dan bahwa mereka tidak menerima perawatan yang memiliki reputasi baik.
“Mereka mengambil suntikan dan obat-obatan dari seorang dukun.
Bagaimana seseorang bisa menyalahkan vaksin itu?” tanya Kodak.
Beberapa orang dari desa-desa terpencil takut akan vaksinasi karena
informasi yang salah yang merajalela. Seringkali, orang bersembunyi di
rumah mereka atau melarikan diri ketika pekerja ASHA sedang melakukan
survei di masyarakat.
Seringkali, informasi yang salah terkait dengan kepercayaan takhayul.
“Tahun lalu, beberapa warga desa menolak untuk mengikuti protokol
COVID, mengatakan bahwa Tuhan desa tidak akan membiarkan Corona masuk,”
kenang Kodak. Kamble menghadapi hal serupa. Karena kasus COVID terus
meningkat di seluruh pedalaman, beberapa penduduk desa memutuskan untuk
mengerumuni kuil setempat untuk “doa bersama.” Kamble mulai mengirim
pesan bahwa bahkan jika satu orang dites positif COVID, itu dapat
menyebabkan penularan komunitas. Dia menempatkan infografis protokol
COVID sebagai status WhatsApp-nya. “Iman benar-benar baik-baik saja,
tetapi ketika itu mengalahkan logika dan sains, itu menjadi masalah,”
katanya.
ASHA bekerja dalam kondisi yang menyesakkan dengan peralatan
keselamatan yang tidak memadai dan menerima "insentif berbasis kinerja"
berdasarkan tugas yang diselesaikan. Meskipun bekerja selama lebih dari
satu dekade, mereka tidak diakui sebagai pekerja penuh waktu dan
rata-rata gaji bulanan $41 hingga $55 di Maharashtra. “Kami
menghilangkan informasi yang salah, menyelamatkan nyawa yang tak
terhitung jumlahnya, dan menyelesaikan survei di telepon, namun
Pemerintah bahkan tidak mengganti kami untuk internet,” kata Patil.
Dengan gaji yang buruk, banyak ASHA merangkap sebagai buruh tani untuk
memenuhi kebutuhan.
Sumber daya mereka yang terbatas tidak dipahami dengan baik di
komunitas yang mereka layani. Tahun lalu, sebuah rumor mulai beredar di
WhatsApp yang mengatakan bahwa untuk setiap pasien COVID-19 yang
terdeteksi, Pemerintah Pusat akan mengirimkan uang ke pemerintah
daerah, kata Kodak. Ini tidak benar. “Pemerintah tidak punya uang
bahkan untuk membeli sarung tangan dan pembersih tangan untuk kami,
bagaimana dan mengapa mereka mengeluarkan uang untuk mendeteksi kasus?”
tanya Kodak sambil tertawa.
Misi ASHA untuk menahan wabah COVID-19 sering terhambat oleh oksimeter
dan termometer inframerah (IR) berkualitas rendah yang disediakan oleh
pemerintah. Saat melakukan survei, Maya Patil, seorang ASHA dari
Shirol, menemukan bahwa oksimeternya tidak menunjukkan pembacaan apa
pun. Ada masalah dengan tampilan dan kualitas oksimeter. “Itu akan
menunjukkan pembacaan hanya ketika di dalam ruangan. Mensurvei di dalam
rumah-rumah di zona penahanan dengan ventilasi yang tidak memadai
berarti mempertaruhkan nyawa, tetapi Pemerintah tidak memahami hal ini,
dan [menolak untuk memberi] kami peralatan berkualitas lebih baik,
”katanya. Sebagai akibat dari pembacaan yang salah, banyak orang
menahan diri untuk tidak menguji kadar oksigen mereka. “Banyak nyawa
akan terancam jika ada transmisi komunitas karena peralatan yang
rusak,” kata Maya Patil.
Hambatan utama untuk pelacakan kontak berasal dari oksimeter
berkualitas rendah dan termometer inframerah yang disediakan untuk ASHA
oleh pemerintah.
Kamble mengalami masalah serupa dari seorang wanita berusia 72 tahun.
“Tingkat oksigennya turun menjadi 70. Keluarga tidak percaya dan mulai
melecehkan saya secara verbal,” katanya. Keluarga mulai menuduh Kamble
merencanakan konspirasi untuk mengirim wanita tua itu ke pusat
karantina. Entah bagaimana, dia membujuk keluarga untuk berkonsultasi
dengan dokter. Tingkat oksigen pasien didiagnosis lebih rendah. “Lebih
sedikit oksigen tidak selalu berarti COVID, dan orang-orang bahkan
tidak tahu berapa tingkat oksigen normalnya,” kata Kamble.
Untuk mendidik masyarakat dan mendapatkan kembali kepercayaan mereka,
Kamble kembali beralih ke media sosial. Dia menemukan grafik yang
mewakili tingkat oksigen yang dibutuhkan dan memasangnya sebagai status
WhatsApp. Dia mengirim foto yang sama ke beberapa grup WhatsApp,
akhirnya menjangkau lebih dari 500 orang secara langsung.
“Kotak masuk saya dibanjiri dengan balasan, dengan beberapa menyebutkan
bahwa mereka telah mengambil tangkapan layar sebagai referensi,
sementara yang lain berterima kasih kepada saya karena membuat mereka
menyadarinya,” katanya. “Keluarga yang sama sekarang meminta saya untuk
memantau kadar oksigen setiap hari.” Untuk sesuatu yang sederhana
seperti memeriksa oksigen, Kamble terpaksa menghabiskan beberapa jam
bekerja untuk melawan informasi yang salah di WhatsApp. Sekarang, dia
berhadapan dengan pejabat kesehatan senior mengenai peralatan
berkualitas biasa-biasa saja. Sudah, dia telah mengganti beberapa
oksimeter dan termometer IR.
Ini adalah salah satu kisah kemenangan yang dibagikan ASHA tentang
melawan informasi yang salah menggunakan teknologi. “Ada banyak orang
yang berterima kasih kepada kami karena telah meminta mereka untuk
divaksinasi,” kata Kodak. Sementara beberapa orang di daerah itu
dinyatakan positif COVID, tidak ada yang dirawat di rumah sakit,
membenarkan kampanye vaksinasi ASHA. “Sangat menyegarkan untuk
mendengarkan cerita seperti itu.”
“Bahkan jika orang tidak setuju dengan pesan kami, mereka membaca dan
berdiskusi. Saat melakukan survei, kami menghabiskan setidaknya tiga
jam setiap hari untuk melawan informasi yang salah seperti itu,” kata
Kamble. Sementara informasi yang salah di desanya sendiri telah
melambat, daftar pesan pseudoscientific terus memantul di sekitar grup
WhatsApp di daerah lain di negara ini.
“Seseorang tidak boleh mengambil vaksin saat menstruasi”
“Jika Anda telah mengambil vaksin, Anda harus menghindari sinar
matahari selama seminggu”
“Mendengus bubuk kapur barus meningkatkan kadar oksigen Anda.”
"Bawang yang dimakan dengan garam batu menjauhkan Corona."
Ini hanya beberapa dari ratusan pesan yang diterima Kodak akhir-akhir
ini. Dia membahas setiap pernyataan, sering kali saat bekerja 10 hingga
12 jam sehari. "Jika saya menyelamatkan seseorang, saya akan melakukan
pekerjaan saya," katanya.
Enggak gampang hidup di era ini. Era post-truth. Era dimana banyak orang percaya sesuatu yg tampak benar, padahal enggak benar sama sekali. Kasarnya, kebohongan menyamar menjadi kebenaran
[11:52 AM, 7/27/2021]
Zamir Alvi: MIRIS DITENGAH ERA POST-TRUTH
Iqbal Mochtar
Enggak gampang hidup di era ini. Era post-truth. Era dimana banyak
orang percaya sesuatu yang tampak benar, padahal enggak benar sama
sekali. Kasarnya, kebohongan menyamar menjadi kebenaran.
James Ball lebih tajam lagi; menurutnya, post-truth adalah era dimana
omong kosong (bullshit) menaklukkan dunia. Mekanismenya kompleks.
Oxford dictionary menjelaskan fenomena ini lebih detail. Post-truth
adalah fenomena dimana fakta obyektif dikalahkan oleh perasaan pribadi,
feeling atau emosi. Saat dimana bukti-bukti ilmiah tidak dipedulikan
dan orang lebih mendengar bukti anekdot, testimoni tidak jelas dan
bahkan campuran perasaan dan kira-kira. Penggalan-penggalan cerita
tanpa bukti di twitter, facebook dan instagram lebih dipercaya dan
dijadikan rujukan daripada pendapat profesional atau hasil penelitian
di jurnal.
Bagaimana kebohongan menaklukkan dunia?
Satu, google minded. Dengan tersedianya google, orang tiba-tiba merasa
menjadi pintar dalam segala hal. Dengan mengutak-atik beberapa halaman
google, mereka merasa telah menjadi ahli dan mampu bicara apa saja.
Semua bidang diterabas; mulai kesehatan, agama, sosial, politik dan
budaya. Dengan bermodal bacaan google beberapa hari, mereka menantang
profesional yang dididik puluhan tahun dibidangnya. Orang model ini
menganggap google sebagai ‘kitab suci’; sumber segala sumber kebenaran.
Dengan modal ini, mereka terus menggaungkan pikirannya, sekalipun
pikiran itu bertentangan dengan dogma keilmuan spesifik.
Kedua, filter buble. Masyarakat gandrung untuk percaya apa yang enak
menurut mereka. Comfort zone. Disini personal feeling bermain.
Masyarakat suka sesuatu yang praktis, taktis, mudah dilakukan dan tidak
mengusik ruang hidup mereka. Kasarnya, mereka berada dalam feeling
bubble. Maka jangan heran, masyarakat lebih senang percaya manfaat
bawang putih atau minyak kayu putih daripada manfaat vaksin. Karena
bawang putih familiar, murah dan mudah didapat bagi mereka. Mereka juga
lebih senang mendengar bahwa Covid-19 adalah penyakit flu biasa dan
tidak berbahaya. Karena ini membuat mereka tenang. Berita bahwa Covid
berbahaya mengusik ketenangan psikologis mereka. Mereka senang berada
dalam comfort zone feeling mereka. Mereka tidak senang mendengar berita
tentang vaksin. Karena itu terkait dengan intervensi terhadap tubuh
mereka, merupakan bahan obat dan ada biayanya. Itu tidak nyaman dan
tidak tepat bagi mereka. Makin menjamurlah paham anti Covid-19 dan
anti-vaksin.
Ketiga, repeated false information. Jangan kira penganut pikiran keliru
akan berhenti menyebarkan pikirannya. Mereka terus merilis dan merelay
pikirannya berulang dan terus menerus. Disini terjalin kolaborasi
propaganda, kampanye, media dan teknologi yang secara serempak
mengumbar paham tidak benar agar tampak menjadi benar. Di media sosial,
berbagai info yang sudah usang dan terbukti hoax terus bermunculan.
Diulang-ulang. Pikiran masyarakat terus diobok-obok dan didera oleh
informasi palsu yang berulang. Konten berulang ini terus menari
dipikiran orang dan dapat merubah mindset. Leon Festinger bilang,
pengulangan konten menyebabkan orang bertanya dalam lubuk hati. Lama
kelamanaan timbullah persetujuan dan komitmen. Selanjutnya mereka
ambyar dalam konten.
Empat, high level language. Para profesional cenderung berbahasa tinggi
dan melangit saat menjelaskan berbagai fenomena ke masyarakat.
Menggunakan teori ini dan itu; menggunakan jurnal ini dan itu. Padahal
masyarakat tidak pandai dan tidak nyaman bermain pada struktur level
demikian. Masyarakat belum paham dan tidak familiar dengan struktur
berpikir jelimet. Mereka butuh penjelasan dan bukti simpel, dengan
bahasa sederhana yang bisa dipahami mereka. Memang antara masyarakat
dan profesional terdapat disparitas konsep berpikir yang derajatnya
bervariasi; ada yang jomplangnya sedikit dan ada yang banyak. Makin
spesifik suatu bidang, jomplangnya makin besar. Misalnya, kalau bicara
tentang sepeda, motor atau mobil, pengetahuan masyarakat dengan montir
mungkin tidak jauh beda. Tapi bicara tentang jantung atau paru, tingkat
pemahanam masyarakat dan profesional sangat jomplang. Kejomplangan ini
harusnya bisa dijembatani dengan bahasa simpel dan sederhana. Yang
mudah dipahami dan diangguki masyarakat.
Lima, conflict of interest. Ada memang sekelompok orang yang senang dan
menghendaki information chaos. Karena mereka memiliki interest dan
kepentingan; politik, bisnis, atau memiliki anomali psikologis seperti
post-power syndrome. Ada yang ingin terkenal, ingin memperoleh jabatan,
ingin barangnya laku. Mulai dari perorangan hingga organisasi. Media
pun punya interest; mereka senang hal kontroversi karena itu menyangkut
rating tayangan. Maka jangan heran, orang-orang atau pikiran
kontroversial justru diberi panggung. Dengan alasan kebebasan berpikir.
Padahal intinya adalah peningkatan rating dengan mengangkat sisi
kontroversial sebuah issu.
Memang berat hidup di era post-truth. Karena kita mengalami fenomena
paradoksal. Kalau anda ingin mengajak orang untuk mempercayai anda,
jangan berikan mereka bukti dan fakta. Tapi berikan mereka diskursus
atau konsep yang mudah diterima oleh mereka, yang mengenakkan perasaan
dan kepercayaan mereka, yang tidak mengganggu comfort zone mereka,
walaupun hal itu tanpa bukti dan bukan fakta. Ujung-ujungnya, kita
masuk kedalam ranah bulshit everywehere (kebohongan dimana-mana).
Bukankah ini mengerikan?
[4:12 AM, 7/25/2021] Ir Jusuf Mahdi, MM: 🇮🇩❤️ BIOLOGYCAL WARFARE DARI
TINJAUAN AGHT ❤️🇮🇩
Ir. Jusuf Mahdi, MM.
Perang menggunakan media biologip berkembang marak usai Perang Dunia II
dimana dengan digunakannya bom atom yang dijatuhkan oleh AS di
Hiroshima dan Nagasaki meniadi pemicu adanya perang NUBIKA atau ABC
Wafare.
Saat perang Vietnam, pasukan Amerika menggunakan bom napalm,
yellow rain, Vietnam rose, dll yang merupakan senjata Kimia, kuman dll.
Setelah perang Vietnam berakhir pengembangan riset terus
dilakukan dimana dilakukan oleh berbagai lembaga dan
laboratorium, baik oleh pemerintah ataupun swasta terkait
adanya bermacam jenis flue yaitu flue Hongkong, flue burung,
flue babi, SARS, dsb.
AGHT yang berujung ke nuansa perang tidak harus berupa perang
fisik tetapi dapat menggunakan sarana dan media non fisik yang dikenal
sebagai perang asimetris.
Riset secara terbuka ataupun rahasia juga melibatkan Indonesia yaitu
lembaga Farmasi Angkatan Laut dengan lembaga farmasi USA, dimana
kemudian disorot oleh Menkes Siti Fadillah karena tidak transparan
tujuannya, mengakibatkan dia dicopot dari jabatannya.
Di saat era pandemi ini kasus serupa terjadi dimana dokter Lois yang
diwawancarai tentang obat yang digunakan untuk pasien Covid, akhirnya
jadi berita kontroversial
Kasus serupa juga menimpa Susi Pudjiastuti, karena mengungkap masalah
penyelundupan benih lobster ke luar negeri.
Perang memakai biologi sebenarnya dilarang oleh PBB, namun negara dan
manusia yang tertutup kepentingan duniawi, kekuasaan dll, mengabaikan
nilai ketuhanan, peri kemanusiaan dan keberadaban, sehingga
menggunakan senjata biologi untuk mencapai keinginannya.
Nilai dan esensi Pembukaan UUD 1945 yang bersifat universal yang telah
luas tersebar ke seluruh penjuru dunia, disebabkan ego dan
kepentingan telah diabaikan oleh petinggi Indonesia penentu
kebijakan dan juga oleh negara lain yang sarat kepentingan.
Disinilah kita harus cermat dan bijak menentukan pemberdayaan lembaga
riset dan pengembangan untuk melakukan penelitian yang
bermanfaat bagi bangsa dan umat manusia secara keseluruhan.
Tentunya harus berorientasi kepada kemaslahatan bagi manusia, sebagai
dharma bhakti dan sumbangsih yang mengharapkan ridho Allah semata.
Dunia ilmu, pengetahuan, teknologi, pendidikan harus menjadi salah satu
tiang utama dalam mengisi kemerdekaan, mencapai cita-cita dan tujuan
kemerdekaan demi masa depan generasi penerus bangsa.
Semoga dengan semua itu akan ada karya besar anak bangsa yang mampu
mengatasi pandemi dan berbagai wabah penyakit, serta berbagai hal
lainnya
Semoga sedikit tulisan ini dapat memberikan informasi tentang senjata
biologi, perang biologi sebagai bagian ABC Warfare / Perang NUBIKA,
yang dapat menjadi AGHT bagi eksistensi bangsa dan negara.
🇮🇩❤️🌹💐🌸🌻🌷🇮🇩
vssmatc,SBY,21072021
[4:12 AM, 7/25/2021] Ir Jusuf Mahdi, MM: 🇮🇩❤️
NASIONALISME DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGELOLAAN TATA PEMERINTAHAN
❤️🇮🇩.
Ir. Jusuf Mahdi, MM.
Manusia yang bebas, merdeka dan berdaulat yang berhimpun membentuk
bangsa dan negara sebagai pelaksanaan kegiatan berkehidupan pasti
memiliki rasa persatuan, kesatuan, cita-cita dan tujuan serta wujud
nyata ke masa depannya terutama untuk generasi penerus bangsa. Hal
tersebut dikenal sebagai rasa kebangsaan dan nasionalisme, rasa
kebanggaan sebagai manusia yang dikaruniai amanah oleh Allah,
penciptanya sebagai makhluk mulia pemimpin di muka bumi.
Bangsa Indonesia menyatakan hal tersebut dalam bentuk tersurat dan
tersirat dalam Pembukaan UUD 1945 yang bersifat lokal, regional,
nasional, global dan universal dan merupakan wujud pengisian
kemerdekaan untuk meraih cita-cita dan tujuan kemerdekaan bagi anak
bangsa
Rasa nasionalisme dalam implementasi manajemen pengelolaan tata
pemerintahan harus dilakukan oleh SDM yang bersih, jujur dan amanah,
berkualitas lahir batin, guna mewujudkan tatanan clean government and
good governance sehingga tercapai kondisi aman, makmur, tentrem kerta
raharja, gemah ripah loh jinawi, baldatun toyyibatun war robbun ghafur
Peran pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat, berpihak
kepada rakyat dan memegang teguh amanah rakyat akan menjadikannya
sebagai panutan dan suri tauladan yang dicintai rakyat.
Kita bisa menimba pelajaran dari presiden Turki Erdogan, sultan Brunei
Darussalam, pemerintah Jepang, New Zealand, dll yang bisa membawa.
bangsa dan negaranya menjadi berkemampuan dan mandiri dalam berkehidupan
Rasa nasionalisme yang memperkuat pemberdayaan potensi sumber
daya alam untuk kemakmuran rakyat, menjadi Ketahanan Nasional dan
Kekuatan Nasional dalam bentuk kedaulatan ekonomi, pangan, industri,
dsb yang akan memperkokoh eksistensi bangsa dan negara
Watak dan karaktet SDM adalah keutamaan dari rasa kebangsaan dan
nasionalisme bangsa dalam sistem berkehidupan
Hayati dan pahami kembali nilai-nilai luhur Pembukaan UUD 1945 dan
Pancasila agar kita tidak salah langkah dan arah, sebab darma
bakti yang bersumber dari iman dan takwa akan mendapat ridho
dan barokah Allah SWT, dan hidup kita memberikan manfaat bagi sesama
dan alam semesta
🇮🇩🌸🌷🌹💐🌻❤️
vssmatc,SBY,24072021
[11:29 PM, 7/25/2021] Ir Jusuf Mahdi, MM: 🇮🇩❤️ PERLUKAH PERINGATAN
KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA KE 76 DILAKUKAN DI SAAT PANDEMI
MELANDA NEGERI?? ❤️🇮🇩
Ir. Jusuf Mahdi, MM.
Sesaat lagi pada bulan Agustus kita akan memasuki 76 tahun kemerdekaan
bangsa Indonesia dan 76 tahun berdirinya negara NKRI
Pada tahun-tahun lalu peringatan puncaknya dilakukan pada 16
Agustus dengan Sidang paripurna MPR mendengarkan pidato
pertanggungjawaban Presiden, dan pada tanggal 17 upacara kenegaraan di
istana negara.
Dalam upacara tersebut dipersiapkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(Paskibraka) yang terdiri dari siswa-siswa berprestasi yang terpilih
dari seluruh Indonesia, pasukan TNI-POLRI, pembawa lagu Aubade dan
musik, dsb yang dibiayai dengan dana cukup besar untuk pakaian seragam
baru, akomodasi, transportasi, latihan dlsb
Persiapan upacara yang tidak sehari-dua hari, tapi beberapa waktu yang
cukup lama dan tentunya butuh biaya. Demikian juga dengan aksesoris,
undangan, cinderamata, dekorasi istana tempat digelar upacara.
Dan hal tersebut juga dilakukan di lembaga pemerintah di seluruh
Indonesia, sampai di tingkat II KABUPATEN - KOTA
Dalam situasi pandemi saat ini dimana rakyat kecil dalam kesulitan
mencari nafkah apakah bijak dan perlu menggelar acara yang berbiaya
sangat besar, padahal seremoni tersebut tidak membawa hasil signifikan
kemaslahatan bagi rakyat kecil.
Rakyat tetap melakukan kegiatan kerja, tidak terpengaruh adanya
peringatan sebab mereka mencari nafkah yang dibutuhkan setiap hari.
Petani sayur, nelayan, peternak, pegiat perkebunan, pedagang kecil dsb
tetap berkegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasar dll
Ada pandemi atau tidak, ada hari besar atau tidak, mereka tetap
bekerja. Cobalah lihat ke pasar apakah ada waktu jedahnya??
Adalah arif dan bijak bila beaya besar untuk acara seremonial tersebut
digunakan untuk kepentingan rakyat kecil, menanggulangi kesulitan
mereka disaat pandemi.
Para pemimpin negeri harus memiliki kepedulian besar terhadap
rakyat yang sedang berjuang dalam menghadapi kesulitan hidup.
Adanya PSPB, PPKM, dll sangat berat dirasakan oleh masyarakat
kecil di perkotaan dan di daerah penyangga karena tidak bisa leluasa
berkegiatan. Hal tersebut dirasakan di dunia pendidikan, seni, budaya,
entertainment, pekerja layanan umum, buruh, dsb
Mudah-mudahan kita bisa segera keluar dari masalah dengan kearifan dan
kebijakan para pemimpin yang benar-benar bersih, jujur dan amanah, yang
didukung oleh sistem pemerintahan yang clean government and good
governance yang dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan kemerdekaan
menuju tahun emas kemerdekaan bangsa Indonesia
[9:13 PM, 7/25/2021]
Tung Desem Waringin: Antara Kesehatan dan Kondisi Ekonomi Rakyat
Antara VAKSIN, PROTOKOL KESEHATAN, CETAK DUITdan BAGI-BAGI DUIT ke Rakyat yg Membutuhkan.
VAKSIN
Vaksin dua kali tetap bisa kena Covid 19.
Vaksin ketiga kali pun tetap bisa kena woiii...!
Terus tidak perlu Vaksin..? Hadew... Perlu Woii.. Karena kalau divaksin kemungkinan kena nya jadi lebih kecil dan kalau kena pun, lebih tidak parah dari pada yg tidak divaksin.
Ada dokter yg menyarankan utk tidak perlu cek Titer antibodi. Walau sudah vaksin dua kali.
Dengan pemikiran :
Agar kita tetap waspada dan tidak menyepelekan.
Logika yg boleh juga.
Namun bagi saya lebih baik cek titer antibodi DAN tetap waspada.
Karena vaksin eficacynya 65 sd 85% berarti dari 100 orang di vaksin ternyata ada 15 sd 35 orang tidak keluar antibodinya.
Dan keluar pun ada yg sangat rendah.
Saya ber 9 di vaksin. Setelah dua bulan dari vaksin ke dua di tes serologi antibodinya. Ada dua (kebetulan dua2 nya di atas 60 tahun) tidak keluar sama sekali.
Lima di antara nya keluar.., namun dibawah 30 (yg dianggap angka kecukupan... perlu diuji lagi). Ada satu yg keluar angka 56.
Sedang saya krn pernah kena Covid 19 setahun yg lalu. Sekali vaksin sudah di atas 250. Ke dua kali tetap dilakukan atas dasar pendapat beberapa dokter akan membuat lebih tahan thd varian baru.
Dari yang saya amati, titer antibodi di bawah 250 lebih baik usaha (Entah bayar di jalur vaksin mandiri, atau pas keluar negeri ada vaksin gratis maupun berbayar atau antri terakhir waktu vaksinasi, kadang ada sisa yg sudah dibuka tidak habis, dari pada dibuang maka minta saja, ini dilakukan adik teman SD saya yg seorang dokter, dan sukses menaikkan antibodinya jadi di atas 250). Sekarang malah tim Medis akan segera di Vaksin ke 3 kalinya utk booster. 👍👍.
Untuk vaksin lagi, boleh yg sama dengan sebelumnya, walau ada pendapat bila pakai vaksin jenis lain akan lebih baik.
Prof dr Eka dengan Titer antibodi sekitar sedikit di atas 100 tetap kena. Karena lengah Makan bersama NGOBROL dengan orang yg bukan serumah. Dan kena agak parah krn ada komorbid. (Kalau salah informasi agar saya diralat).
Kenapa di VAKSIN dua kali masih bisa kena ketika terpapar?
1. Belum keluar antibodinya.
2. Antibodinya tidak cukup tinggi.
3. Kondisi tubuh sedang lemah. Kurang tidur. Kurang minum. Kebanyakan makan, kurang atau terlalu banyak olahraga. Ketakutan yg berlebihan, Sedang sakit yg lain. Dll.
4. Virus varian baru. Vaksin yg kita dapat belum cocok dengan varian barunya.
PROTOKOL KESEHATAN
Maka sementara Virus masih bergentayangan... dan Vaksinasi belum merata yang TERBAIK adalah semaksimal mungkin jaga protokol kesehatan 6 M atau mau nambah M-M yg lainnya silakan.
1. Memakai Masker.
2. Mencuci Tangan.
3. Menjaga Jarak.
4. Menghindari Kerumunan.
5. Mengurangi Mobilitas.
6. Menghindari Makan Bersama dengan Orang yg Bukan Serumah.
Walau sudah protokol kesehatan kenapa tetap bisa kena? Banyak faktor. Namun biasanya : Karena ada orang dekat yg tidak protokol kesehatan.
Contoh: Pengalaman Keluarga, sekeluarga sudah tidak keluar rumah sama sekali, tetap bisa kena. Karena driver nya walau sudah vaksin dua kali masih masuk kerja pulang pergi, utk merawat dan memanasi mobil. Drivernya pulang makan di warung. Buka masker ngobrol. Kena, kemudian nulari pembantu yg sudah vaksin dua kali. Dan nulari beberapa anggota rumah yang sudah vaksin juga. Kecuali (entah kebetulan/tidak,) yg anti bodinya di atas 250 dan dalam kondisi fit tidak terkena.
CETAK UANG
Bagi teman2 yang sedang susah tidak bisa atau kesulitan untuk makan, hubungi Kementrian Sosial. Atau pemerintah setempat. Kalau demo ramai2 malah menyebarkan virus lagi. Kalau nyuri atau merusak malah berurusan dengan polisi dan penjara.
Lebih baik minta bantuan kepada yang bisa dan mau dimintain bantuan.
Teman2 yang MAMPU dan masih Bisa membantu, ayo gotong royong membantu saudara2, teman2, atau masyarakat yg sedang menderita. Dan BELANJA lah agar ekonomi berputar.
Dan untuk PEMERINTAH baik Kemensos maupun Pemerintah Daerah alangkah baik nya juga memberikan Nomer Telepon (dulu pernah ada yaitu 0811 10 222 10, eee sekarang error dan tidak aktif lagi) agar bisa dihubungi oleh rakyat yg membutuhkan dan POSKO utk masyarakat yg memerlukan bantuan.
Silakan CETAK DUIT bila kurang.
Pelajaran Menarik di USA sejak 2008 menggunakan jurus Quantitative Easing Banjiri Duit, bagi2 duit..., USD 1 Trilyun.
Sekarang April 2020 sd Maret 2021 USA sudah CETAK (Pemerintah nya Hutang sih... ke Swasta (Aneh ya... 😁🤔)) -> Federal Reserve, sedang Federal Reserve ya CETAK.. ups NGETIK di komputer saja...) dan BAGI-BAGI DUIT USD 4,9 Trilyun atau sekitar Rp. 71 juta Trilyun (Kurs 1 USD = Rp. 14.500) atau sekitar 35 kali lipat dari cadangan Devisa Indonesia yg kita kumpulkan susah payah selama 75 tahun Merdeka -> USD 138,8 Milyar). Amerika bagi2 GRATIS dengan mudah selama setahun. 🤪.
INFLASI?
Ternyata untuk Kebutuhan Pokok di USA tidak inflasi terlalu banyak. Betul Properti, Emas Perak, Saham jadi Naik. Yang lebih terkena adalah orang2 yg punya uang banyak di bank. Ini bagus, agar yg kaya bukan hanya nabung namun juga menginvestasikan ke hal produktif atau menggunakan untuk modal usaha. Sedang Rakyat miskin kan di beri uang tiap bulan.
Namun yang Lebih MENARIK di USA adalah bahan makanan, sewa properti tidak naik banyak.
Karena orang kaya dan miskin makannya sama sehari 3 kali saja.
Juga kalau makanan naik tidak dibeli rakyat yg tidak mampu.
Dan bila tidak laku, perusahaan juga bubar.
Sewa juga bakal turun, tidak bisa naik krn bakal kosong kalau banyak yg tidak mau nyewa. Kan kondisi ekonomi rakyat sedang tidak baik.
Silakan turunkan tim untuk mengecek kebenarannya.
Jaman Pak SBY selama 10 Tahun menjabat karena Resesi Dunia tahun 2008 yg Indonesia kena Imbas juga. Pak SBY juga cetak uang total naik 304% dari sebelumnya. Dari Rp. 995 Trilyun jadi Rp.4.024 trilyun. Atau rata2 naik 30,4% per tahun.
Namun GDP pertumbuhan ekonomi naik 458%! Dari 2.303 Trilyun jadi 10.542 Trilyun.
Sedang Sekarang selama 6 tahun 5 bulan Pemerintahan baru hanya mencetak uang dari M2 = Rp. 4.024 T jadi Rp. 6.888 T (per 23 April 2021). Atau hanya naik 71,15% per 6 th 5 bln atau naik hanya 11,09% per tahun.
Sumber angka2 adalah dari https://statistik.kemendag.go.id/amount-of-circulate-money
Pemerintah walau (_tentu saja_) dengan PERTIMBANGAN yg CERMAT, sekarang perlu LEBIH BERANI cetak uang.
Daripada HUTANG. Dimana mereka yang ngutangi kita -> tanpa harus kerja, tinggal Cetak/ Ngetik saja. Dan kita hutang harus Bayar. Bayar dari hasil kerja kita.... hadew. Aneh dah...!
BAGI2 DUIT
Tentu saja Usulan ke Pemerintah, lebih berani CETAK/NGETIK dan Bagi2 Duit, bagi Sembako ke RAKYAT yang MEMBUTUHKAN. (Sudah dilakukan sih namun tanggung kurang banyak tidak bisa nabung dan tidak diwajibkan belajar ttg KECERDASAN KEUANGAN).
Dibuatkan pilihan bantuan Rp. 600 ribu tanpa syarat. Atau Rp 2 juta dengan syarat.
Dari Rp. 600 ribu dinaikkan jadi Rp. 2 juta. Di bagi HP android dan uang di bagi dengan model E. Rupiah atau PERI (Pembayaran Elektronik Republik Indonesia). Dengan syarat tiap bulan harus ikut pendidikan (melalui WA, Video maupun pendidikan ketrampilan, yg harus dirangkum) ttg kecerdasan keuangan, cara mencari kerja, cara sukses jadi makelar tanpa modal, cara ternak lele, cara sukses jadi agen asuransi.. dan hal2 yg penting dalam mencari dan mengelola uang.
Separuh uang WAJIB habis. Karena kalau tidak habis maka Ekonomi tidak berputar.
Separuh WAJIB ditabung. Karena kalau tidak pernah nabung ya kehidupan tidak berubah. Terus miskin.
Setahun hanya boleh diambil SEPARUH. Dan bantuan dibatasi selesai dalam 2 atau 3 tahun. Setelah selesai masa Bantuan dan PENDIDIKAN, diharapkan Rakyat jadi lebih SEJAHTERA. Punya Tabungan, Punya Ilmu dan Punya Keberanian.
Bagi yg sukses membuktikan ybs sudah mendapatkan income lebih dari UMR setempat berturut-turut selama 3 sd 5 bulan, maka ybs dapat Grand sejumlah Uang Misal dapat Rp. 10 juta, serta Piagam bahwa ybs sudah Lulus dari PKH (Program Keluarga Harapan). Dan tidak boleh ikut PKH lagi selama 5 tahun ke depan.
PENDIDIKAN dan INSENTIF kelulusan ini penting agar termotivasi segera MANDIRI, bukan hanya menggantungkan dari bantuan.
Duitnya berapa banyak tuh utk dibagi2 : dari data jumlah orang miskin :
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/07/15/1843/persentase-penduduk-miskin-maret-2021-turun-menjadi-10-14-persen.html
Misal kita bulatkan lah dari 27,5 juta rakyat miskin jadi 30 juta dah.
Maka bantuannya Rp. 2 jt × 30 jt rakyat miskin = Rp. 60 Trilyun perbulan. Setahun Rp. 720 Trilyun.
Kali Tiga tahun = Rp. 2.160 Trilyun.
Uang Beredar baru nambah 31,88 % dari jumlah Uang beredar Maret 2021 Rp. 6.888 Trilyun.
Masih masuk akal.
Tentu saja TERUS perbaiki data dan teknik pembagian nya dan umumkan Tempelkan (serta masukan Website) siapa yg berhak dapat di Kantor2 Kelurahan dan ada nomer WA utk komplain bila belum dapat atau ada orang yg tidak berhak malah dapat. Juga ada tim Verifikasi. Sehingga makin hari makin tepat sasaran.
Semoga Pandemi segera Berlalu dan Kita semua Selamat Sehat dan Sejahtera. Aamiin. 🙏.
Semoga Bermanfaat.
Juli 2021.
Salam Dahsyat Selalu.
Tung Desem Waringin.
Orang yang jauh dari sempurna, belum pinter, namun mau mikir, mau cari data, mau baca, mau belajar dan berani salah utk menemukan kebaikan dan kebenaran. (Bila ada pemikiran yg berbeda maupun ada data maupun pertimbangan yg salah, silakan koreksi dengan senang hati saya menerimanya).
IG & Youtube :
@tungdesemwaringin.tdw.
Twitter : @TungDW
Note: Saya bukan Pembela Presiden tertentu. Krn semua Presiden pasti punya Kelebihan dan Kekurangan masing2. Saya hanya aliran Mata Lebah: POSITIVE DEVIANCE. Dimana ada yg bagus dan berhasil maka kita CONTOH. Amati Tiru Modifikasi lebih baik. Pak Jokowi luar biasa merangkul Pak Prabowo yg juga berjiwa besar. Sehingga rakyat bisa BERSATU fokus membangun bangsa. PEMBANGUNAN Infrastruktur juga keren. Semoga pemikiran ini bisa jadi masukan utk Mempercepat Indonesia Pulih dan Maju. Aamiin. 🙏
[9:36 PM, 7/25/2021] Alvin Yudistira: Mohon ijin saya post di alyud.blogspot.com ya Pak Tung?
Sepakat Pak Tung, 2 hari lalu saya konfirmasi Dr Zamir Alvi, setelah sebelumnya 2 dokter di twitter dr @FaheemYounus dan @drpriono1 tweet sama, betul ya Dok dg kami 2x vaksinasi, maka kayaknya kami kena covid jadi lebih ringan? diiyakan dokter Zamir.
Wah Pak Tung jadi jauh mendalami covid-19 he2.
Soal cetak uang, saya awam, tapi saya kira Pak Tung bisa dialog ulang di instagram/youtube dg Pak Mardigu Wowiek lagi. Tapi jelas setuju daripada utang utang terus.
Saya coba forward Pak Rizal Ramli dan Pak Agus Kodri untuk dapatkan pandangan pros cons nya menuju, kesepakatan nasional.
Salam Hormat Dahsyat,
[9:38 PM, 7/25/2021] Tung Desem Waringin: 🙏
[9:45 PM, 7/25/2021] Alvin Yudistira: Siap Pak Tung, yg jelas sudah saya tweet dari dr Zamir Alvi harusnya Dephan yg urus [pimpin sesuai Mardigu: Economy at War] covid https://twitter.com/alvinyudistira/status/1389436203221413891
[10:51 PM, 7/25/2021] Alvin Yudistira: Iya sepakat Pak Tung: 6M: Menghindari makan bersama dg orang yg Bukan Serumah.
Karena dlm hal ini, Margaretha sudah ketat 5M, pulang kantor 10 Juli cerita tadi siang makan bersama teman kantor ternyata covid.
Tapi padahal tgl 7 sy sudah berasa aneh, dan omong berat sekali sampai tensi saya 135 biasa normal, dan tidur mandi pisah ranjang.
Setelah swab test antigen positif, sy diomeli, makanya kl jalan pake masker yg betul jgn asal sambil merokok.
[10:54 PM, 7/25/2021] Alvin Yudistira: Amin Pak Tung, siap vaksinasi ketiga, dan jaga disiplin agar tidak terkena lagi. 😁🙏🏻🇮🇩
[11:00 PM, 7/25/2021] Alvin Yudistira: Siap Pak Tung saya unggah di google drive, tweet lagi dan mention @sandiuno selaku Menpar ujung tombak pemulihan ekonomi, dg harapan bisa zoom meeting bersama Mardigu, Sandiaga, Rizal Ramli, Agus Kodri dll. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Thread by @alvinyudistira: dr Zamir Alvi: Hikmah covid bagi wanita muslimah adalah penyempurna hijab.... Kenapa begitu...? dulu seblm ada wabah covid muslimah kita yg bercadar selalu di stigma jelek oleh pemerintah...… https://t.co/4mQFSOehpx
Tanda2 krisis kepemimpinan suatu bangsa (kaum) yg diawali oleh terjadinya krisis etika dan moral bangsa (kaum) tsb secara akut akan ditandai dg adanya kriminalisasi thd segelintir anak2 bangsanya yg memiliki kepemimpinan yg cakap, kuat, dan berintegritas.
Sebaiknya kita dlm hidup tdk memperpanjang angan-angan. Saat seorang pemimpin terbukti lbh banyak mudaratnya drpd manfaatnya bagi yg dipimpin, seharusnya mekanisme pemberhentian kepemimpinannya tsb sdh hrs bekerja dg adil dan beradab. Jangan biarkan pemimpin sprti itu memimpin.
The Risks of Favoring China Beijing needs to ensure that its overseas engagements serve local interests, not just Chinese ones. By Rizal Ramli July 06, 2021https://t.co/qANiybCfDr
As in Pakistan and Sri Lanka, some Chinese projects in Indonesia are strategically-driven ..
"Dari sekian banyak pelajaran yg dipetik dr pandemi COVID-19 sejauh ini, 2 yg paling penting yaitu kepemimpinan nasional yg efektif dan komunikasi yg jelas dan konsisten. Negara2 yang bernasib baik memiliki keduanya; negara2 yang tidak memilikinya kerap goyah." pic.twitter.com/hSsfZdsdOc
— Gus Umar Al Chelsea (@Umar_Chelsea_75) July 6, 2021
Opung Luhut diingatkan pak SBY tuh jangan sering mengeluarkan statemen yang bernada ancaman. Memang pemerintah punya kekuasaan. Tapi kekuasaan ada batasnya pic.twitter.com/xOOMG5aEtB
Sejak awal Pemerintah tidak mau mendengarkan masukkan dan tinjauan Para ahli Epidemiolog. Sejarah akan mencatat betapa buruknya manajemen krisis Pemerintahan Jokowi selama 16 bulan Pandemi Corona ini. pic.twitter.com/uBIDhuuYDQ
— Berkoalisi Dengan Rakyat {RicKY Kurniawan} (@RicKY_KCh) July 6, 2021
PPKM Darurat, warga menolak penutupan Masjid Nurul Iman yg berlokasi di Kampung Pakuwon RT 01/01 Desa Cibodas, Kec. Bojonggenteng, Kab. Sukabumi.. (6/Juli/2021) pic.twitter.com/q3pQvaQRol
Mengerikan benar memang Delta ini. Pfizer yg efektivitasnya melawan Covid varian sebelumnya 95 porsen, melawan Delta ini jadi turun 70%. Gimana nasib Sinovac yg disuntik ke badanku kemarin melawan Delta ini ya? Mana tau ada ahli yg bisa jawab? 🙏😔 https://t.co/mPLPwbMGhs
TKA CHINA memang tidak aneh jika berduyun-duyun datang ke Indonesia. Yang aneh itu yg terus mengijinkan orang2 dari negara sumber virus Covid19 itu berdatangan padahal ini negeri sedang darurat.covid-19 dan sdh banyak bunuh rakyat Indonesia. https://t.co/npNnmBzea4
Top lima negara pelintas masuk itu : 1. China ada 5.298 orang, 2. Jepang 2.155 orang, 3. Korea Selatan 1.731 orang, 4. Amerika Serikat 1.728 orang, dan 4. Rusia 984 orang," ungkap Sam saat dikonfirmasi, Selasa (6/7/2021). pic.twitter.com/f6flKstn8X
— Gus Umar Al Chelsea (@Umar_Chelsea_75) July 6, 2021
Opung Luhut diingatkan pak SBY tuh jangan sering mengeluarkan statemen yang bernada ancaman. Memang pemerintah punya kekuasaan. Tapi kekuasaan ada batasnya pic.twitter.com/xOOMG5aEtB
Sejak awal Pemerintah tidak mau mendengarkan masukkan dan tinjauan Para ahli Epidemiolog. Sejarah akan mencatat betapa buruknya manajemen krisis Pemerintahan Jokowi selama 16 bulan Pandemi Corona ini. pic.twitter.com/uBIDhuuYDQ
— Berkoalisi Dengan Rakyat {RicKY Kurniawan} (@RicKY_KCh) July 6, 2021
PPKM Darurat, warga menolak penutupan Masjid Nurul Iman yg berlokasi di Kampung Pakuwon RT 01/01 Desa Cibodas, Kec. Bojonggenteng, Kab. Sukabumi.. (6/Juli/2021) pic.twitter.com/q3pQvaQRol
Mengerikan benar memang Delta ini. Pfizer yg efektivitasnya melawan Covid varian sebelumnya 95 porsen, melawan Delta ini jadi turun 70%. Gimana nasib Sinovac yg disuntik ke badanku kemarin melawan Delta ini ya? Mana tau ada ahli yg bisa jawab? 🙏😔 https://t.co/mPLPwbMGhs
Thread by @afrkml: Tolong banget tolooong banget jgn asal minum antibiotik tanpa resep. Kalau pengobatannya gak tuntas, itu bakteri bisa kebal. Nanti klo sakit lg, lu ga bisa disembuhin sm antibiotik yg sama. Level ...… https://t.co/hB0BuRVta0
Selama Bandara Dibuka utk WN Asing, Pemerintah Tidak Berhak Memberlakukan PPKM Apalagi Kenakan Denda Dari Masyarakat spt Tukang Bubur di Tasikmalaya Sebesar Rp. 5 juta pic.twitter.com/7WvZrGreFL
Tanda2 krisis kepemimpinan suatu bangsa (kaum) yg diawali oleh terjadinya krisis etika dan moral bangsa (kaum) tsb secara akut akan ditandai dg adanya kriminalisasi thd segelintir anak2 bangsanya yg memiliki kepemimpinan yg cakap, kuat, dan berintegritas.
Innalillahi wainnailaihi raji’un. Semoga beliau di tempatkan disisi Allah yang Maha Kuasa, diterima semua amal ibadahnya dan diberi ketabahan untuk keluarga yang di tinggalkan.
Mungkin memang butuh sendiri sendiri dulu, sampai kalean paham bahwa bersama sama tapi hanya bagai buih di lautan juga tak bayak artinya. Quality, bukan sekedar Quantity.
— BERKARYA NETWORK 🛰️ (@BERKARYA_NET) July 4, 2021
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Mengakhiri Sistem Pemerintahan Liberal Indonesia https://t.co/M0CJiw8xbY
Partai2 memilih calon berdasarkan setoran (upeti) yg dibayarkan oleh bandar dan berdasarkan polling populeritas semu, tetapi tidak berdasarkan karakter, kompetensi dan track record. Hasil dari demokrasi kriminal ini adalah pemimpin2 KW2-KE3, sudah itu maling pula 😥 https://t.co/jVMZFEzz7k
Pelajaran: Ganti Presiden kalau pengen corona cepat diselesaikan ! Sebelumnya Trump 1,5 tahun menyepelekan, ngasal dan slebor thd corona. 5 juta orang kena covid. Kurang 6 bulan, Biden Gelar Pesta, AS Deklarasikan Menang Lawan Corona https://t.co/pY7HXJxFxe
Ada benarnya. Tetapi karakter yg lemah dan kecerdasan kurang memadai sehingga mudah dikibuli dan dimanfaatkan oleh orang2 sekitarnya. Pemimpin tidak mungkin hasilnya baik jika dikelilingi balad KKN dan otoriter 🙂🙏 https://t.co/UJV6LReFL8
Ada benarnya. Tetapi karakter yg lemah dan kecerdasan kurang memadai sehingga mudah dikibuli dan dimanfaatkan oleh orang2 sekitarnya. Pemimpin tidak mungkin hasilnya baik jika dikelilingi balad KKN dan otoriter 🙂🙏 https://t.co/UJV6LReFL8
Jumlah kasus Covid-19 terus melonjak.Banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif dan mengalami gejala klinis berat.Maka,saya mengimbau masyarakat yang telah sembuh dari Covid-19 untuk berdonor plasma darah konvalesen. Selain itu,membantu pemerintah mematuhi aturan PPKM Darurat. pic.twitter.com/AgXIFHB78s
Salah satu pendiri Lapor Covid-19, Irma Hidayana, menilai bahwa pemerintah harus meminta maaf kepada masyarakat atas ketidakberhasilan menangani pandemi selama 1,5 tahun. #TempoNasionalhttps://t.co/PiOX8tDXqe
Menkes @BudiGSadikin memahami keberhasilan pemerintah India dalam atasi lonjakan kasus gelombang kedua, yg disebut tsunami. Sebagian @KemenkesRI diterapkan dg serius. Yg lain, hanya beliau usulkan ke KPC-PEN dan Presiden @jokowi. Saya percaya betul @BudiGSadikin bekerja keras. pic.twitter.com/u4VqXGal0P
Ya Allah, Ya Rabbal 'Arsyil 'Azhiim... Sembuhkanlah semua saudara kami yg kena covid, lindungilah semua yg sehat, ampunilah semua yg wafat. Ya Rabb 3x... Laa ilaaha illaa anta Subhaanaka inna kunna minaz zholimiin...🤲 https://t.co/e1qHUquHlg
Belajarlah dari sejarah penanganan tsunami Aceh. Komandannya jelas dan purnawaktu, juga para pembatu inti. Penanganan satu pintu. Ada rencana aksi yang jelas, tak gonta-ganti. Tak dengar ada kasus korupsi. Dipuji masyarakat internasional. Hasilnya membanggakan.
Dulu, bisa Merdeka itu karena urunan. Urunan tenaga, urunan pikiran, urunan duit, urunan makanan, sampai urunan mau menerima perbedaan untuk kesatuan. Bukan karena bapak, Mu, saja. Now, urunan tuk hadapi Pandemi, bisa? Yo opo mo bisa, wong kabeh2 hembok tuduh radikal.
— BERKARYA NETWORK 🛰️ (@BERKARYA_NET) July 4, 2021
Mempertahankan kekuasaan dgn cara memecah belah rakyat sendiri. Kini kebingungan ketika tak lagi miliki anggaran tuk mengatasi pandemi. Tak mampu melakukan lockdown tuk memutus rantai seberan. Padahal, jika kesetiakawanan sosial dijaga, masyarakat akan bisa saling mensubsidi.
— BERKARYA NETWORK 🛰️ (@BERKARYA_NET) July 4, 2021
Ulama Protes Masjid Ditutup saat PPKM Darurat, Wapres Diminta Bersuarahttps://t.co/5uvXj81Vb3
— Pemprov DKI Jakarta #VaksinDulu (@DKIJakarta) July 4, 2021
Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa semua kasus COVID-19 yang isolasi mandiri kini bakal dapat obat gratis. Baik yang orang tanpa gejala maupun kasus bergejala ringan. #kumparanNews#jagajarakhttps://t.co/QC7Clbbf4v
Penelitian menunjukkan 99,5 persen orang yang meninggal karena Covid-19 selama 6 bulan terakhir adalah orang yang tidak divaksin. Hal itu disampaikan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC Dr Rochelle Walensky. / #Global#Vaksin#VideoKompaspic.twitter.com/PzngUjKdV5
Setiap kematian warga negara dalam kepungan pandemi ini tak boleh sia-sia. Mereka -- orang tua anda, anak atau adik anda, sahabat anda -- gugur agar kita mengupayakan perbaikan dan perubahan. Mereka yang kita kasihi gugur agar kita tetap hidup.