5 Juli 1959 Bung Karno, Presiden RI I, keluarkan Dekrit Presiden, kmbli ke UUD ‘45 d dibentuk MPRS.
— Agus Kodri (@AgusKodri2) July 5, 2021
Pak Harto, Presiden RI II, kmbli ke Pancasila&UUD ‘45 scra murni&konsekuen.
Tidakkh Amandemen UUD 1945 th 2002 abaikan Dekrit Presiden RI? Haruskh 5 Juli 2021 kembali ke UUD ‘45?
Tanda2 krisis kepemimpinan suatu bangsa (kaum) yg diawali oleh terjadinya krisis etika dan moral bangsa (kaum) tsb secara akut akan ditandai dg adanya kriminalisasi thd segelintir anak2 bangsanya yg memiliki kepemimpinan yg cakap, kuat, dan berintegritas.
— Agus Kodri (@AgusKodri2) July 5, 2021
Bustami Zainudin: #dpdri #podcast #amandemenuud1945
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) July 5, 2021
Tokoh Nusantara Menuntut Amandemen ke - 5 UUD 1945 https://t.co/IXuW1CUp84
Silahkan yang berkenan menghadiri "Sarasehan Kebangsaan Virtual Mengenang 62 Th Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959". 🙏
— Denny Indrayana (@dennyindrayana) July 2, 2021
Waktu : 5 Juli 2021, jam 13.00 - 15.00
Join Zoom Meetinghttps://t.co/LyDjweUBXw
Meeting ID: 884 8592 8804
Passcode: 123456 pic.twitter.com/oipFUfQelK
#TheKingOfNgibul @AgusKodri2: BICARA BOHONG, INGKAR JANJI, KHIANATI KEPERCAYAAN BKN KARAKTER PANCASILAIS!https://t.co/wz0CB0in5t pic.twitter.com/nhwn3SlFSs
— Alvin Yudistira (@alvinyudistira) July 1, 2021
Innalillahi wainnailaihi raji’un.
— La Nyalla MM (@LaNyallaMM1) July 4, 2021
Semoga beliau di tempatkan disisi Allah yang Maha Kuasa, diterima semua amal ibadahnya dan diberi ketabahan untuk keluarga yang di tinggalkan.
Turut berduka cita sedalam-dalamnya.
AA LANYALLA MAHMUD MATTALITTI
KETUA DPD RI pic.twitter.com/2Weax0LTaJ
Sejelek-jeleknya Harmoko, dia punya keberanian minta Soeharto turun.
— Ahmad Pathoni (@apathoni) July 5, 2021
Mungkin memang butuh sendiri sendiri dulu, sampai kalean paham bahwa bersama sama tapi hanya bagai buih di lautan juga tak bayak artinya. Quality, bukan sekedar Quantity.
— BERKARYA NETWORK 🛰️ (@BERKARYA_NET) July 4, 2021
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Mengakhiri Sistem Pemerintahan Liberal Indonesia https://t.co/M0CJiw8xbY
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) July 5, 2021
Anies Alihkan 100 Persen Pasokan Oksigen Industri untuk Covid https://t.co/OAg5JVQ6eS
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) July 5, 2021
Ketua DPD RI: Pasokan Oksigen Harus Bisa Dimaksimalkan untuk Kebutuhan Medis
— Senator Indonesia (@DPDRI) July 5, 2021
Selengkapnya :https://t.co/umJDK14uHwhttps://t.co/qzYdp6b3q1#dpdri#kabarsentor pic.twitter.com/bhBnPMupHI
HEBOH... Ramai-ramai Netizen Serukan PPKM = Pak Presiden Kapan Mundur https://t.co/RrUKVwgxEi pic.twitter.com/fdf8WDxijI
— Mas Piyu 🇲🇨🇵🇸 (@maspiyuaja) July 4, 2021
Susah untuk tidak mengatakan Jkw gagal mengatasi pandemi 👎 https://t.co/giaDoIqQ9w
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 5, 2021
#16BulanJokowiGagalAtasiCovid
— Raja Purwa (@BossTemlen) July 4, 2021
Yang setuju kasih tanda retweet!
Saatnya Jokowi Kibarkan Bendera Putih https://t.co/Lj4e9wRmTg pic.twitter.com/5XYk6SsvCG
— Mas Piyu 🇲🇨🇵🇸 (@maspiyuaja) July 4, 2021
Rocky Gerung: Ada Tidak Pemerintah yang Jatuh karena Kritik terhadap Covid? Ada, Nanti 2 Minggu Lagihttps://t.co/xIlL9mM0k2
— OposisiCerdas.com (@OposisiCerdas) July 5, 2021
Rizal Ramli Hingga Don Adam Respon Hastag Pak Presiden Kapan Mundur (PPKM) Di Twitter, Ada Apa?https://t.co/Mw54f340dY
— OposisiCerdas.com (@OposisiCerdas) July 5, 2021
Mengundurkan diri adalah jalan terbaik. https://t.co/o2EJtZfSU3
— Christ Wamea (@PutraWadapi) July 5, 2021
Partai2 memilih calon berdasarkan setoran (upeti) yg dibayarkan oleh bandar dan berdasarkan polling populeritas semu, tetapi tidak berdasarkan karakter, kompetensi dan track record. Hasil dari demokrasi kriminal ini adalah pemimpin2 KW2-KE3, sudah itu maling pula 😥 https://t.co/jVMZFEzz7k
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 5, 2021
Pelajaran: Ganti Presiden kalau pengen corona cepat diselesaikan !
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 5, 2021
Sebelumnya Trump 1,5 tahun menyepelekan, ngasal dan slebor thd corona. 5 juta orang kena covid. Kurang 6 bulan, Biden Gelar Pesta, AS Deklarasikan Menang Lawan Corona https://t.co/pY7HXJxFxe
Ada benarnya. Tetapi karakter yg lemah dan kecerdasan kurang memadai sehingga mudah dikibuli dan dimanfaatkan oleh orang2 sekitarnya. Pemimpin tidak mungkin hasilnya baik jika dikelilingi balad KKN dan otoriter 🙂🙏 https://t.co/UJV6LReFL8
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 5, 2021
Ada benarnya. Tetapi karakter yg lemah dan kecerdasan kurang memadai sehingga mudah dikibuli dan dimanfaatkan oleh orang2 sekitarnya. Pemimpin tidak mungkin hasilnya baik jika dikelilingi balad KKN dan otoriter 🙂🙏 https://t.co/UJV6LReFL8
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 5, 2021
Jumlah kasus Covid-19 terus melonjak.Banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif dan mengalami gejala klinis berat.Maka,saya mengimbau masyarakat yang telah sembuh dari Covid-19 untuk berdonor plasma darah konvalesen. Selain itu,membantu pemerintah mematuhi aturan PPKM Darurat. pic.twitter.com/AgXIFHB78s
— La Nyalla MM (@LaNyallaMM1) July 5, 2021
Salah satu pendiri Lapor Covid-19, Irma Hidayana, menilai bahwa pemerintah harus meminta maaf kepada masyarakat atas ketidakberhasilan menangani pandemi selama 1,5 tahun. #TempoNasional https://t.co/PiOX8tDXqe
— TEMPO.CO (@tempodotco) July 5, 2021
Menkes @BudiGSadikin memahami keberhasilan pemerintah India dalam atasi lonjakan kasus gelombang kedua, yg disebut tsunami. Sebagian @KemenkesRI diterapkan dg serius. Yg lain, hanya beliau usulkan ke KPC-PEN dan Presiden @jokowi. Saya percaya betul @BudiGSadikin bekerja keras. pic.twitter.com/u4VqXGal0P
— Juru Wabah 🇮🇩 (@drpriono1) July 5, 2021
Bongkar Adanya Upaya Manuver Inkonstitusional, HNW: Wacana Presiden 3 Periode hingga Dekrit Presiden!https://t.co/iRrD2vliBd
— DEMOCRAZY News (@democrazymedia) July 5, 2021
Ya Allah, Ya Rabbal 'Arsyil 'Azhiim...
— Tifatul Sembiring (@tifsembiring) July 4, 2021
Sembuhkanlah semua saudara kami yg kena covid, lindungilah semua yg sehat, ampunilah semua yg wafat. Ya Rabb 3x...
Laa ilaaha illaa anta Subhaanaka inna kunna minaz zholimiin...🤲 https://t.co/e1qHUquHlg
Kata2 dan tindakan berbeda arah : sumber kemerosotan kredibilitas pic.twitter.com/b6ca0yC96a
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 5, 2021
Belajarlah dari sejarah penanganan tsunami Aceh. Komandannya jelas dan purnawaktu, juga para pembatu inti. Penanganan satu pintu. Ada rencana aksi yang jelas, tak gonta-ganti. Tak dengar ada kasus korupsi. Dipuji masyarakat internasional. Hasilnya membanggakan.
— Faisal Basri (@FaisalBasri) July 4, 2021
Dulu, bisa Merdeka itu karena urunan. Urunan tenaga, urunan pikiran, urunan duit, urunan makanan, sampai urunan mau menerima perbedaan untuk kesatuan. Bukan karena bapak, Mu, saja. Now, urunan tuk hadapi Pandemi, bisa? Yo opo mo bisa, wong kabeh2 hembok tuduh radikal.
— BERKARYA NETWORK 🛰️ (@BERKARYA_NET) July 4, 2021
Mempertahankan kekuasaan dgn cara memecah belah rakyat sendiri. Kini kebingungan ketika tak lagi miliki anggaran tuk mengatasi pandemi. Tak mampu melakukan lockdown tuk memutus rantai seberan. Padahal, jika kesetiakawanan sosial dijaga, masyarakat akan bisa saling mensubsidi.
— BERKARYA NETWORK 🛰️ (@BERKARYA_NET) July 4, 2021
Ulama Protes Masjid Ditutup saat PPKM Darurat, Wapres Diminta Bersuarahttps://t.co/5uvXj81Vb3
— OposisiCerdas.com (@OposisiCerdas) July 5, 2021
Pemprov DKI Jakarta memberlakukan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) selama PPKM Darurat, 3-20 Juli 2021.
— Pemprov DKI Jakarta #VaksinDulu (@DKIJakarta) July 4, 2021
Simak poin-poin pentingnya pada infografik berikut! #JagaJakarta #ppkmdarurat #JakartaTanggapCorona #pandemibelumusai #kotakolaborasi #JakartaBangkit #vaksindulu pic.twitter.com/5eqRA4SyhX
Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa semua kasus COVID-19 yang isolasi mandiri kini bakal dapat obat gratis. Baik yang orang tanpa gejala maupun kasus bergejala ringan. #kumparanNews #jagajarak https://t.co/QC7Clbbf4v
— kumparan (@kumparan) July 5, 2021
Penelitian menunjukkan 99,5 persen orang yang meninggal karena Covid-19 selama 6 bulan terakhir adalah orang yang tidak divaksin. Hal itu disampaikan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC Dr Rochelle Walensky. / #Global #Vaksin #VideoKompas pic.twitter.com/PzngUjKdV5
— Kompas.com (@kompascom) July 5, 2021
Setiap kematian warga negara dalam kepungan pandemi ini tak boleh sia-sia. Mereka -- orang tua anda, anak atau adik anda, sahabat anda -- gugur agar kita mengupayakan perbaikan dan perubahan. Mereka yang kita kasihi gugur agar kita tetap hidup.
— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) July 5, 2021
Foto: @BossTemlen pic.twitter.com/zESjQdDX1g
Tidak ada komentar:
Posting Komentar